Ini Kondisi Ketersediaan Pangan Indonesia 2022 di Tengah Ancaman Krisis Dunia
Merdeka.com - Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto memastikan, kebutuhan pangan nasional aman hingga akhir tahun di tengah potensi krisis pangan dunia. Stok beras tercatat 7 juta ton dan jumlah tersebut dinilai sangat cukup untuk kebutuhan masyarakat Indonesia.
"Kita sudah stok besar sampai akhir tahun prognosanya 7 juta ton sehingga relatif aman," kata Menko Airlangga di Kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (5/8).
Selain itu produksi jagung untuk pakan ternak juga aman. Produksinya tahun ini untuk jagung dengan kadar air 14 persen mencapai 18 juta ton. Dari persediaan tersebut artinya Indonesia tidak akan banyak melakukan impor jagung untuk pakan karena kebutuhannya hanya 14 juta ton saja.
"Sehingga tahun ini kita relatif tidak banyak impor jagung," ujarnya.
Pemerintah juga mendorong peningkatan produksi jagung di dalam negeri. Dia mendorong agar petani bisa menggunakan bibit yang bisa meningkatkan produksi hingga dua kali lipat dari hasil panen saat ini.
"Untuk jagung panen per hektar 5-6 ton, nah itu kalo pakai bibit biasa. Kita sudah minta Kementerian Pertanian untuk ubah regulasi membuka GMO (Genetically Modified Organism)," kata dia.
Sehingga dengan GMO, produksinya bisa meningkat menjadi 12-13 juta ton untuk setiap hektar lahan. Jadi dengan luasan yang sama, produksi bisa meningkat dua kali lipat," kata dia.
Sedangkan untuk komoditas lainnya, seperti daging sapi, gula, kedelai dan lainnya, pemerintah sudah mendapatkan gambaran. Impor produk-produk tersebut banyak dilakukan perusahaan swasta.
Komoditas Gandum
Sementara itu untuk mengatasi masalah gandum, Pemerintah memilih melakukan diversifikasi dengan bahan pangan lain. Salah satunya dengan pengembangan sorgum.
"Pemerintah menyiapkan subtitusinya kemarin baru di rapat internalkan yaitu persiapan pengembangan sorgum dalam bentuk prototipe di daerah Waingapu, NTT," kata dia.
Namun saat ini kebutuhan gandum untuk semua industri sampai Oktober mencapai 11,8 juta ton. Dia menyebut sudah ada satu kapal yang menuju Indonesia yang diharapkan bisa menekan tekanan gandum.
"Ini sudah dipersiapkan sampai dengan relatif aman untuk bulan September hingga Oktober," kata dia.
Upaya lain yang dilakukan pemerintah yakni mengembangkan tanaman sagu. Namun saat ini tengah didalami pemerintah dan kesiapan cassava.
Berbagai upaya tersebut ditempuh pemerintah untuk memastikan bahan pangan tidak menyebabkan kenaikan inflasi. Sehingga bahan pangan masih bisa terjangkau oleh masyarakat.
"Bagi pemerintah untuk menjaga inflasi adalah menjaga keterjangkauan pangan," pungkasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari 10 Kg beras yang diberikan oleh pemerintah, telah memenuhi sepertiga dari kebutuhan bulanan.
Baca SelengkapnyaPresiden menjelaskan bahwa kenaikan harga ini dipicu kegagalan panen yang disebabkan oleh bencana Elnino di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaPresiden menyampaikan pemenuhan kebutuhan pangan merupakan prioritas pemerintah saat ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri memastikan, bahan pokok penting tersedia selama bulan suci Ramadan. Harganya juga dipastikan akan stabil.
Baca SelengkapnyaTinjau Gudang Bulog Pematang Kandis, Jokowi Pastikan Stok Beras Aman
Baca SelengkapnyaBeras dalam kemasan kantong plastik ukuran 5 kilogram itu merupakan cadangan beras pemerintah untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan.
Baca SelengkapnyaPemerintah menyiapkan bantuan pangan beras hingga Juni 2024, masing-masing 10 Kg per keluarga, per bulan.
Baca SelengkapnyaSingapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.
Baca SelengkapnyaDia yakin strategi ini bisa mempermudah kedaulatan pangan di Indonesia.
Baca Selengkapnya