Inflasi jelang Ramadan tinggi, BI minta Jokowi kontrol stok pangan
Merdeka.com - Hasil survey Bank Indonesia menunjukkan pekan kedua bulan ini inflasi mencapai 0,44 persen. Ini bisa menjadi indikasi inflasi bakal menyentuh rekor tertinggi pada Juni.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengaku belum bisa memproyeksi besaran inflasi Juni. Untuk menghindari inflasi tinggi, dia meminta pemerintah untuk menjaga stok bahan pangan.
"Komoditas sederhana tapi kalau naiknya besar akan kontribusi ke inflasi. Saya ingin ada koordinasi untuk jaga ketersediaan pangan," ujarnya di Mahkamah Agung, Jakarta, Rabu (17/6).
Jika distribusi pangan lancar, menurut Agus, spekulan tak bisa menimbun dan memainkan harga.
"Komunikasi neraca masing-masing pangan. Kalau surplus ceritakan ke publik. Kalau defisit harus disikapi."
Kata Agus, inflasi pekan kedua Juni sebesar 0,44 persen terbilang tinggi. Itu timbul lantaran terjadi tekanan harga pangan pascapanen.
"Hasil survei kami 0,44 persen, itu termasuk tinggi. Kami lihat tekanan itu khususnya kalau panen sudah lewat."
Penaikan harga terjadi pada sejumlah komoditas. Seperti, bawang merah, daging, ayam, dan telur
"Ini selaras dengan Ramadan."
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaKenaikan inflasi Desember 2023 ini disumbang oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,07 persen.
Baca SelengkapnyaPara menteri diminta untuk menjaga harga pangan jelang Idul Fitri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca SelengkapnyaKomoditas ini dianggap sebagai komoditas pangan bergejolak sehingga sangat berpengaruh terhadap inflasi pangan.
Baca SelengkapnyaHarga beras sepekan terakhir melambung tinggi dari sebelumnya. Bahkan di sejumlah retail stoknya kosong.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan kondisi ini disebabkan ketidakpastiaan ekonomo dan konflik geopolitik yang tak kunjung usai.
Baca SelengkapnyaKelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar berasal dari makanan minuman dan tembakau.
Baca SelengkapnyaUntuk mencapai Indonesia emas tahun 2045, mulai tahun 2025 dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di angka 6 persen hingga 7 persen.
Baca Selengkapnya