Merdeka.com - Sesuai dengan prediksi berbagai kalangan, inflasi di awal tahun terbukti cukup tinggi. Badan Pusat Statistik (BPS) melansir, tekanan inflasi pada Januari 2013 menembus 1,03 persen. Secara year on year, inflasi Januari mencapai 4,57 persen.

Kepala BPS Suryamin mengakui, dibandingkan periode yang sama tahun lalu, tekanan inflasi tahun ini cukup tinggi. "Inflasi bulan ini cukup tinggi dibanding Januari 2012 yang hanya 0,76 persen," ungkap Suryamin saat mengumumkan inflasi bulanan di kantornya, Jakarta, Jumat (1/2).

Tingginya tekanan inflasi pada awal tahun harus dicermati. "Ini penting untuk pengendalian inflasi bulan berikutnya," tegasnya.

Suryamin menyebutkan, inflasi inti pada Januari mencapai 0,36 persen. Sedangkan secara year on year, inflasi inti mencapai 4,32 persen. Dilihat dari komponen yang mempengaruhinya, masih didominasi oleh bahan makanan.

"Bahan makanan tertinggi menyumbang inflasi yakni 3,39 persen. Sedangkan makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau hanya 0,46 persen. Perumahan, air listrik dan bahan bakar 0,56 persen menyumbang inflasi," paparnya.

Dia menuturkan, dari 66 kota yang disurvei, 62 kota mengalami inflasi. Hanya 4 kota saja yang mencatat deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Sibolga yang mencapai 3,78 persen dan sampit 2,91 persen. Sedangkan terendah di Pontianak yang hanya 0,01 persen. Sementara kota yang tercatat deflasi adalah Sorong 0,98 persen dan Manokwari 0,75 persen.