Inflasi Diperkirakan Turun Imbas Anjloknya Harga Cabai, Bawang Hingga Telur
Merdeka.com - Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Bidang Perekonomian, Iskandar Simorangkir meyakini penurunan harga komoditas seperti cabai, bawang, telur ayam, hingga daging ayam dan daging sapi bakal berimbas terhadap pelemahan inflasi.
"Coba kalian lihat, semua (komoditas) harganya kan sudah mulai turun, mulai flat. Ini artinya kan bahwa tekanan inflasi ini enggak begitu lama lagi, kami lihat nanti akan menurun," ujar Simorangkir di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (5/8).
Seperti diketahui, inflasi harga pangan pada Juli 2022 terus melesat hingga mencapai 11,47 persen secara tahunan (year on year/YoY). Itu lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 10,07 persen YoY.
Angka tersebut lantas berkontribusi terhadap peningkatan inflasi Juli 2022, yang secara tahunan mencapai 4,94 persen. Itu jadi yang tertinggi sejak Oktober 2015.
Bila merujuk pada informasi terkini, harga pangan di pasaran relatif mulai terkendali. Menurut data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, Jumat (5/8/2022), hampir seluruh harga komoditas secara rata-rata terpangkas.
Antara lain, harga cabai rawit merah yang turun Rp1.400, dari Rp63.750 per kg pada Kamis (4/8) menjadi Rp62.350 per kg pada Jumat (5/8).
Harga Bawang
Senada, rata-rata nilai jual bawang merah pun terpotong Rp1.000, dari sebelumnya Rp49.150 per kg jadi Rp48.150 per kg. Begitu juga bawang putih, yang turun dari Rp29.300 per kg jadi Rp29.150 per kg.
Tak ketinggalan, telur ayam juga turun tipis dari Rp29.300 per kg jadi Rp29.200 per kg. Kemudian, daging ayam turun dari Rp35.200 per kg jadi Rp34.900 per kg, serta daging sapi dari Rp134.100 per kg jadi Rp134.050 per kg.
Iskandar mengatakan, kebijakan paling efektif dalam menangani disrupsi harga pangan sekarang ini adalah penanganan di sisi suplai. Dalam hal ini, harga pangan dikendalikan oleh pemerintah.
"Maka itu, pemerintah subsidi tahan, distribusi dia perbaiki, food estate dia tambah, substitusi beras seperti kata Pak Menko (Airlangga Hartarto) ditambah sorgum dan jagung. Yang Pak Presiden (Jokowi) sudah perintahkan, pemakan sagu yang didorong," tuturnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar berasal dari makanan minuman dan tembakau.
Baca SelengkapnyaSejumlah wilayah sentra produksi kini telah memasuki musim panen raya.
Baca SelengkapnyaMeski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional kembali menugaskan Bulog untuk melanjutkan penyaluran bantuan pangan beras tahun 2024.
Baca SelengkapnyaAda beberapa harga komoditas bahan pangan yang mengalami kenaikan antara lain, beras, telur ayam, daging ayam, dan gula pasir.
Baca SelengkapnyaSalah satunya karena berhasil menahan tingkat inflasi di kisaran 2,6 persen.
Baca SelengkapnyaGuna mengatasi harga beras yang mahal, pemerintah melalui Perum Bulog menyuplai beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke pasar-pasar.
Baca SelengkapnyaPresiden menjelaskan bahwa saat ini pemerintah tengah melakukan upaya-upaya intervensi untuk menstabilkan harga beras
Baca SelengkapnyaKemendag bekerjasama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk menahan inflasi.
Baca SelengkapnyaYogyakarta menjadi provinsi dengan tingkat hidup paling tinggi. Dibuktinya dengan banyaknya lansia yang masih hidup bahagia di provinsi ini.
Baca Selengkapnya