Industri pasar modal tolak merger Bank Mandiri-BNI
Merdeka.com - Wacana penggabungan PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Negara Indonesia Tbk menjadi sorotan dalam pasar saham. Wacana tersebut dikhawatirkan dapat memberikan kesempatan perbankan asing mengambil pasar dalam negeri saat Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Ketua Umum Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Haryajid Ramelan mengaku tidak setuju dengan rencana merger kedua bank BUMN tersebut. Alasannya, kedua bank tersebut merupakan bank sangat sehat sehingga tidak perlu dilakukan merger.
"Kalau perbankan kita sehat tidak perlu merger, dengan banyaknya perbankan kita tidak akan kalah langkah sama mereka (perbankan luar). Kalau dikit mereka bisa ganggu kinerja perbankan kita," ujar dia yang ditemui pada acara Emiten Bicara Industri (EBI) di Jakarta, Jumat (6/1).
Untuk itu, dia meminta pemerintah tidak seharusnya merealisasikan langkah merger kedua bank tersebut. Sebaiknya, menurut dia, kinerja perbankan dalam negeri bisa lebih dibantu ditingkatkan kembali.
"Perbankan lokal hadapi MEA, skill, bantuan PMN dan peningkatan cabang di berbagai negara, hal itu bisa membuat kita bersaing," kata dia.
Dia menambahkan perbankan dalam negeri selama ini juga belum didukung untuk mengembangkan usahanya dengan membangun cabang di luar negeri. Dengan begitu, perbankan Indonesia tidak bisa berkembang dan lini bisnisnya bisa tergerus oleh perbankan asing.
"Semua harus disiapkan, agar perbankan kita bisa lebih baik. Tidak bisa berkembang jika tidak dibangkitkan cabang-cabang yang dimiliki perbankan pelat merah," pungkas dia.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejalan dengan hal itu, sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir menargetkan merger kedua bank tersebut bisa rampung sebelum Oktober 2024.
Baca SelengkapnyaLangkah ini mendukung Indonesia masuk dalam 10 besar bank syariah terbesar di dunia.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan dan investasi korporasi yang diperkirakan terus meningkat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi menegaskan, pembukaan akses tersebut yang perlu didorong pada UMKM. Sehingga menciptakan peluang-peluang pasar baru bagi produknya.
Baca SelengkapnyaBerbekal keyakinan kuat meski dengan modal yang minim, Midah kemudian membaca peluang untuk memulai usaha kuliner ini.
Baca SelengkapnyaBank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaPelaku UMKM diharapkan bukan saja maju di bidang bisnis, tapi dapat berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaPenyelesaian ini diharapkan dapat mendukung peningkatan kualitas aset Bank BTN yang berdampak pada peningkatan kinerja Perseroan.
Baca SelengkapnyaPasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca Selengkapnya