Industri Hulu Tekstil Tanah Air Menjerit Diserbu Produk Impor
Merdeka.com - Serbuan barang tekstil impor baik bahan baku maupun produk yang sudah jadi kian mengancam eksistensi industri hulu tekstil Tanah Air. Longgarnya kebijakan impor membuat industri dalam negeri kewalahan melawan barang-barang impor tersebut.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (Apsyfi), Redma Gita Wirawasta mengungkapkan, angka pertumbuhan khususnya di sektor hulu industri tekstil terus mengalami defisit.
Hal ini terjadi sejak terbitnya Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 64 Tahun 2017 tentang Ketentuan Impor Tekstil dan Produk Tekstil. Beleid itu memperbolehkan pedagang pemegang Angka Pengenal Impor Umum (API-U) melakukan importasi kain, benang, dan serat.
Pada kuartal I-2019, pertumbuhan industri hulu tekstil masih berada pada kisaran 1 persen. Kondisi kuartal II kemudian mengalami pelemahan dan dipastikan berlanjut hingga kuartal III dan IV. Pelemahan pertumbuhan tahun ini melanjutkan tren yang terus menurun sejak 10 tahun terakhir.
"Tahun ini kelihatannya akan minus 3 hingga 4 persen. Kita tanya beberapa anggota suasana pasca Lebaran (produksi) susah naik. Investasi juga tidak ada," kata Redma saat ditemui di Kawasan Kebon Sirih, Jakarta, Rabu (11/9).
Dia mengungkapkan, pertumbuhan konsumsi tekstil sepanjang semester I-2019 sekitar 5 persen dan mengalami peningkatan. Namun ironisnya, peningkatan konsumsi tersebut tidak dinikmati para pelaku industri dalam negeri sebab serbuan impor membuat masyarakat lebih banyak menggunakan barang impor.
Padahal, tahun lalu, industri serat dan benang filamen masih bisa mencatat angka pertumbuhan sekitar 5 persen. Namun karena tidak kuat menahan gempuran produk impor, tahun ini akhirnya pelemahan mulai terjadi.
Pelemahan tersebut disebabkan adanya penurunan angka produksi yang diakibatkan menurunnya jumlah permintaan bahan baku ke sektor hulu. Selain itu, impor tekstil dan produk tekstil yang sudah tinggi jadi makin tinggi di tahun ini.
Kondisi tersebut juga kian diperparah oleh adanya trade war atau perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang terus berlanjut. Indonesia menjadi salah satu negara pelarian produk China yang dihalangi masuk ke AS lewat kenaikan bea masuk. "Selama 10 tahun terakhir kita terus melemah dan perang dagang mempercepat tren penurunan itu," ujarnya.
Dia mengungkapkan, saat ini dari 22 anggota produsen serat dan benang filamen, empat perusahaan di antaranya telah melakukan pengurangan produksi. Jika diakumulasikan, total pengurangan produksi dari empat perusahaan itu sekitar 100 ribu ton.
Saat ini industri hulu tekstil Tanah Air menggantungkan harapannya pada ekspor, sebab di dalam negeri sudah dikuasai produk impor. "Kita masih bisa ekspor tapi memang tidak terlalu bagus. Sementara di lokal memang permintaan yang turun. Bukan karena permintaan konsumen yang turun, tapi produk impor yang memenuhi," keluhnya
Oleh karena itu dia berharap pemerintah berani menutup keran impor tekstil dan produk tekstil. Dimulai dari bahan baku hingga produk jadi selama tiga tahun ke depan. Permendag Nomor 64 Tahun 2017 harus segera direvisi dibarengi dengan penindakan hukum terhadap perusahaan importir bodong yang tak punya izin.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengusaha Tekstil Kompak Dukung Aturan Pembatasan Barang Impor, Ini Alasannya
Aturan ini memberikan kesempatan industri TPT domestik untuk bangkit dan bersaing dengan produk impor legal.
Baca SelengkapnyaQ&A: Fakta dan Penjelasan Lengkap Aturan Pembatasan Barang dari Luar Negeri yang Diizinkan Masuk oleh Bea Cukai
Salah satu aturan tersebut memberikan kewenangan kepada Bea Cukai untuk melakukan penataan kembali kebijakan impor dengan menggeser pengawasan impor
Baca SelengkapnyaKetahui Daftar Barang Impor yang Diizinkan Masuk Bea Cukai
Pemerintah ingin memastikan agar masyarakat tidak melakukan hal ini setibanya pulang dari luar negeri dengan barang impor.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah Izinkan Lagi Bulog Impor Beras 1,6 Juta Ton di 2024, Ini Alasan Kemendag
Tambahan kuota impor ini jadi pelengkap izin impor sebanyak 2 juta ton yang sudah diproses lebih dahulu.
Baca SelengkapnyaGanjar: Impor Batik Harus Dibatasi agar UMKM Dalam Negeri Tidak Kewalahan
Ganjar sepakat impor batik harus dibatasi melalui regulasi yang jelas.
Baca SelengkapnyaIngat, Kuota Impor Daging Sapi Harusnya Mengacu Rekomendasi Kementerian Pertanian
Dalam tugasnya Kemendag akan mengeluarkan persetujuan impor. Kemudian, Bapanas bertugas untuk memberikan penugasan impor tersebut.
Baca SelengkapnyaDapat Izin dari Pemerintah, Bulog Bebas Impor Beras Sepanjang 2024
Bulog janji penugasan impor beras akan dikelola dengan baik untuk menjaga stabilitas harga beras di pasaran di pasaran.
Baca SelengkapnyaFenomena Baru, Banyak Pengusaha Indonesia Pilih Terjun ke Bisnis Kuliner Ketimbang Garap Sumber Daya Alam
Padahal, banyak jenis usaha atau bisnis yang bisa dikembangkan karena memiliki sumber daya yang luar biasa.
Baca SelengkapnyaDulu Jualan di Kaki Lima, Kini Eks Pegawai BUMN Ini Sukses Punya Pabrik Kerupuk Kulit, Omzet Rp700 Juta Perbulan
Kisah pengusaha kerupuk kulit yang memulai bisnis dengan berjualan di pinggir jalan hingga dapat omzet ratusan juta.
Baca Selengkapnya