Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Indonesia Waspada Dampak Resesi Ekonomi Amerika

Indonesia Waspada Dampak Resesi Ekonomi Amerika Raker Komisi II DPR dan pemerintah menetapkan daerah otonomi baru Papua. ©2022 Liputan6.com/Angga Yuniar

Merdeka.com - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menyebut, terdapat risiko baru yang dianggap bisa membebani pertumbuhan ekonomi global maupun nasional. Salah satunya yang berhubungan dengan geopolitik yakni masih berlangsungnya perang Rusia dan Ukraina.

Di hadapan DPR, Menkeu Sri Mulyani mengatakan pemulihan ekonomi yang berjalan sekarang ini dengan pelaksanaan dan penanganan covid-19 yang baik, semakin memberikan optimisme terhadap kepercayaan diri dari masyarakat untuk beraktivitas kembali.

"Berlangsungnya perang (di Ukraina) yang menimbulkan spillover terhadap kenaikan harga-harga komoditas pangan dan juga energi, termasuk pupuk," kata Menkeu dalam Rapat Kerja bersama Badan Anggaran DPR RI dan Gubernur Bank Indonesia, dalam rangka Pembahasan Laporan Realisasi Semester I dan Prognosis Semester II APBN TA 2022, Jumat (1/7).

Tak hanya itu saya, risiko lainnya adalah disrupsi suplai yang berkepanjangan diakibatkan juga oleh geopolitik sehingga menimbulkan tekanan inflasi. Oleh karena itu, peran Bank Sentral vital dalam menstabilkan dari sisi harga.

Kemudian, pada saat inflasi tinggi, Amerika Serikat memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan (Fed Fund Rate/FFR). Tentunya, hal itu bisa berpotensi menimbulkan gejolak volatilitas.

"Karena peranan US Dollar di dalam transaksi dunia itu lebih dari 60 persen. Jadi, ini akan dampak yang sangat signifikan kepada seluruh dunia," ujarnya.

Bahkan, kata Menkeu Sri Mulyani, semua pandangan dari ekonom dan policy maker menggambarkan resesi di Amerika Serikat sekarang menjadi suatu kemungkinan atau posibilitas yang tidak bisa dihindarkan.

"Dengan situasi ini, kita harus sekarang memusatkan level dan sumber risiko yang berasal dari volatilitas sektor keuangan, akibat perubahan dari kebijakan yang terjadi karena adanya tadi supply distraction inflation yang kemudian harus distabilkan," jelasnya.

Dibutuhan Kebijakan Tepat

Menurutnya, dengan adanya tekanan kenaikan inflasi tersebut, maka dibutuhkan respon yang tepat dari sisi kebijakan moneter dan fiskal.

"Namun kita juga memahami bahwa inflasi ini walaupun sebagian sangat besar adalah karena adanya sisi supply yang terdisrupsi, juga karena demand side dengan pemulihan ekonomi memberikan kontribusi. Jadi kita juga harus balance untuk mengelolanya pada hari ini dan ke depan," jelasnya.

Menkeu pun menyebutkan beberapa komoditas yang mengalami kenaikan tinggi secara global semenjak awal 2022, yaitu minyak, gas dan mineral, serta makanan.

Tidak berhenti disitu saja, ekspansi dari kegiatan ekonomi juga terlihat dari sisi manufaktur. Namun, pihaknya sudah melihat tanda-tanda stagnasi dari ekspansi tersebut.

"Namun sudah mulai leveling off atau dalam hal ini sudah mulai menunjukkan adanya saturasi karena adanya kenaikan harga-harga dan confidence dari masyarakat yang juga mengalami tekanan karena adanya inflasi yang tinggi," ujarnya.

Reporter: Tira Santia

Sumber: Liputan6

(mdk/bim)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya

Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya

Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.

Baca Selengkapnya
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?

BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?

Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.

Baca Selengkapnya
Jokowi: Di Tengah Krisis Dunia Bertubi-tubi, Perekonomian Kita Cukup Kokoh

Jokowi: Di Tengah Krisis Dunia Bertubi-tubi, Perekonomian Kita Cukup Kokoh

Dalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Sebut Ekonomi Makin Melemah: Amerika Kuat, China Terlilit Utang

Sri Mulyani Sebut Ekonomi Makin Melemah: Amerika Kuat, China Terlilit Utang

Bank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lebih Baik Dibanding AS dan China

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lebih Baik Dibanding AS dan China

Artinya, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi dan angka inflasi relatif bagus dan rendah.

Baca Selengkapnya
Investasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024

Investasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024

Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.

Baca Selengkapnya
Paparkan Realisasi Investasi, Menteri Bahlil: Mudah-mudahan Saya Enggak Dikasih Nilai 11/100

Paparkan Realisasi Investasi, Menteri Bahlil: Mudah-mudahan Saya Enggak Dikasih Nilai 11/100

Dia berharap agar penerus kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mampu mempertahankan stabilitas ekonomi di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Staf Ahli Wakil Presiden sebut Ketidakpastian Situasi Politik Akibat Pemilu 2024 Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Staf Ahli Wakil Presiden sebut Ketidakpastian Situasi Politik Akibat Pemilu 2024 Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Nurdin optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada pada kisaran 5 persen.

Baca Selengkapnya