Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Indonesia Punya 128 Cekungan Migas, Beroperasi Baru 20 Cekungan

Indonesia Punya 128 Cekungan Migas, Beroperasi Baru 20 Cekungan Ilustrasi Migas. istimewa ©2019 Merdeka.com

Merdeka.com - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat Indonesia mempunyai 128 cekungan yang berpotensi menghasilkan minyak dan gas atau migas. Dari total ini, baru 20 cekungan yang beroperasi.

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto menegaskan, 20 cekungan itu masih beroperasi mengacu data per 31 Desember 2021. Sedangkan sisanya masih dilakukan langkah-langkah awal seperti pengeboran.

"Baru sekitar 20 basin yang masih beroperasi dari masih banyak yang bisa dioptimalkan," katanya dalam konferensi pers, Senin (17/1).

Dari total tersebut, 27 cekungan masuk dalam fase pengeboran dan discovery (temuan). Namun sebelum dioperasikan masih perlu melalui proses penghitungan nilai keekonomian.

"Sebanyak 27 basin pengeboran dan adanya discovery (temuan) dan masih ada hitung-hitungan untuk masuk ke plan of development dari tingkat keekonomian, untuk 12 basin sudah dibor tapi tidak ada discovery, dan masih ada 69 basin belum dilakukan pengeboran jadi belum selesai," katanya.

"ini adalah potensi yang bisa kita lihat ke depan, dari pemerintah sendiri sudah tetapkan strategi untuk kejar 1 juta barel per hari," imbuhnya.

informasi saja, cadangan terbukti minyak Indonesia mencapai angka 2,36 miliar barel. Sementara untuk gas, cadangannya mencapai 42,93 triliun kaki kubik (TCF).

Lifting Migas Tak Capai Target

Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat, lifting minyak bumi sepanjang 2021 hanya 660 barrel oil per day (BOPD). Capaian ini berada di bawah target yang ditetapkan sebelumnya yaitu sebesar 705 ribu BOPD. Tak hanya minyak, realisasi gas juga masih di bawah target yaitu hanya 5.501 MMSCFD atau 97,6 persen dari target sebesar 5.638 MMSCFD di 2021.

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengatakan rendahnya realisasi lifting minyak ini karena adanya sejumlah tekanan. Salah satunya akibat kondisi pandemi covid-19 yang mengganggu mobilisasi kegiatan produksi minyak.

"Produksi migas ini di 2021 masih mengalami tekanan. Untuk di minyak ada di 660 ribu barel per hari rata-rata setahun, ini masih di bawah 2020 dan kita targetkan di 2022 upaya kita untuk tetap menaikkan (produksi)," katanya dalam konferensi pers, Senin (17/1).

Dwi menjelaskan bahwa masih ada kendala lain yang membuat produksi migas tak capai target. Misalnya adanya low entry point pada awal tahun yang menyebabkan penekanan terhadap produksi minyak sebesar 20 ribu BOPD.

"ketika masuk 2021 ada tekanan dari pandemi sebesar 20 ribu barel per hari dan dari unplanned shutdown sebesar 9,1 ribu BOPD, adanya delay pengaruhi 20,4 ribu BOPD dan delay field onstream 4,8 ribu BOPD," terangnya.

Reporter: Arief Rahman Hakim

Sumber: Liputan6.com

(mdk/idr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Penyebab Gunung Meletus dan Proses Terjadinya, Perlu Diketahui

Penyebab Gunung Meletus dan Proses Terjadinya, Perlu Diketahui

Dikenal sebagai negara kepulauan yang berada di Cincin Api Pasifik, Indonesia memiliki lebih dari 130 gunung berapi aktif.

Baca Selengkapnya
Lampaui Target Eksplorasi, Kemampuan PHE Sejajar dengan Perusahaan Migas Asing

Lampaui Target Eksplorasi, Kemampuan PHE Sejajar dengan Perusahaan Migas Asing

Apapun yang dilakukan PHE adalah kewajiban atau mandatory untuk bisa meningkatkan potensi cadangan migas di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pengembangan Ekonomi Hijau di Indonesia Belum Menggiurkan Buat Investor

Pengembangan Ekonomi Hijau di Indonesia Belum Menggiurkan Buat Investor

Ekonomi hijau dinilai sebagai solusi dari sistem ekonomi eksploitatif yang selama ini cenderung merusak lingkungan.

Baca Selengkapnya
Tiga Negara Ini Cocok untuk Mencari Kekayaan

Tiga Negara Ini Cocok untuk Mencari Kekayaan

Dari penelitian yang dilakukan, melibatkan beragam keluarga dari berbagai negara, salah satunya Indonesia.

Baca Selengkapnya
Indonesia Bisa Jadi Pusat Industri Terintegrasi Pelabuhan Besar, Ini Strategi Harus Dilakukan

Indonesia Bisa Jadi Pusat Industri Terintegrasi Pelabuhan Besar, Ini Strategi Harus Dilakukan

Sudah selayaknya industri yang mengolah bahan baku dari Indonesia berada di posisi strategis pada Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI).

Baca Selengkapnya
Tersisa 6 Bulan, Begini Rupa Pembangunan IKN Nusantara yang Bakal Gelar HUT RI Ke-79

Tersisa 6 Bulan, Begini Rupa Pembangunan IKN Nusantara yang Bakal Gelar HUT RI Ke-79

Tampak beberapa gedung inti pemerintahan yang kian menunjukkan bentuknya.

Baca Selengkapnya
Terungkap, Ini Alasan Menteri Trenggono Tahan Ekspor Pasir Laut Indonesia

Terungkap, Ini Alasan Menteri Trenggono Tahan Ekspor Pasir Laut Indonesia

Aturan turunan ekspor pasir laut masih digodok karena melibatkan banyaknya tim kajian.

Baca Selengkapnya
Pelaksanaan Pemilu 1955 Bertujuan untuk Dua Hal, Simak Penjelasannya

Pelaksanaan Pemilu 1955 Bertujuan untuk Dua Hal, Simak Penjelasannya

Pemilu 1955 merupakan pemilu pertama yang diselenggarakan di Indonesia.

Baca Selengkapnya