Indonesia diminta beli beras dari Kamboja
Merdeka.com - Perdana Menteri Kamboja Hun Sen meminta Indonesia membeli beras dari Kamboja karena negeri itu memiliki surplus produksi beras ratusan ribu ton dan juga berharap agar pengusaha Indonesia bisa melakukan investasi pasca-panen seperti dalam bidang teknologi penggilingan gabah.
"Saya dengar sendiri, Hun Sen menyampaikan permintaan itu langsung kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat bertemu pada KTT ASEAN di Bali tahun lalu," kata Dubes RI untuk Kamboja Soehardjono Sastromihardjo di Siem Riep, Kamboja, Minggu, di sela-sela pertemuan pejabat senior ekonomi ASEAN yang mempersiapkan Pertemuan ke-44 Menteri-Menteri Ekonomi ASEAN seperti yang dikutip dari Antara, Minggu (26/8).
Perdana Menteri Hun Sen dijadwalkan membuka secara resmi Pertemuan ke-44 Menteri-Menteri Ekonomi ASEAN yang akan membahas masalah kerjasama perdagangan dan investasi, termasuk di dalamnya masalah keamanan pangan. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Menteri Perdagangan Gita Wirjawan yang sudah tiba di Siem Riep sejak Minggu siang.
Kamboja terkenal sebagai negara agraris karena 80 persen penduduknya bertani. Kamboja memproduksi 8,25 juta ton beras tahun 2011. Pada tahun 2012, Kamboja mentargetkan ekspor beras sebanyak 180.000 ton.
"Sampai dengan 2015, Kamboja mematok target ekspor beras sedikitnya 1 juta ton. Kualitas berasnya bagus dengan harga yang lebih murah," kata Dubes Soehardjono yang ikut hadir dalam pertemuan Hun Sen dengan Presiden Yudhoyono.
Direktur Pengembangan Bisnis PT Galuh Prabutrijaya Mohamad Helmi yang memasok pupuk ke kelompok tani Kamboja juga membenarkan jika kualitas beras Kamboja tidak kalah dengan beras Vietnam atau Thailand dengan harga yang bersaing.
"Harga beras putih terbaik Kamboja harganya sekitar USD 450 per ton, sementara di Thailand harganya bisa sampai USD 600 per tonnya," kata Helmi.
Selain meminta Indonesia membeli beras Kamboja, menurut Soehardjono, Hun Sen juga meminta investor Indonesia untuk menanam modal dalam kegiatan pasca panen. "Mereka tidak punya penggilingan padi yang cukup. Untuk itu sebagain gabahnya digiling di Vietnam dan Kamboja," katanya lagi.
Kamboja membidik pasar Eropa dan AS untuk ekspor berasnya. Sementara, pasar Asia yang menjadi sasaran adalah Korsel, China, Jepang dan Indonesia.
Harian The Phnom Penh akhir Maret 2012 memberitakan rencana Kamboja yang akan menandatangani kesepakatan pengiriman sebanyak 20.000 ton beras giling dengan harga USD 400 per ton dengan pemerintah Indonesia.
Harian itu melaporkan bahwa pembicaraan telah dilakukan antara pihak Kamboja dan Indonesia. Kamboja diwakili Thon Virak direktur BUMN perdagangan beras Green Trade sekaligus ketua asosiasi eksportir dan federasi penggilingan padi.
"Kesepakatan sedang menunggu persetujuan oleh kedua negara," tulis The Phnom Penh Post. Thon Vireak mengatakan Jakarta memesan beras antara 10.000 dan 20.000 ton pada harga USD 400 per ton.
"Sebenarnya, mereka meminta sekitar 200.000 ton, tapi saya tidak bisa menerima karena sangat besar," katanya.
Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso kepada pers pernah mengungkapkan penjajakan dengan Kamboja sudah dilakukan sejak tahun lalu, namun belum tercapai suatu kesepakatan. "Kami jajaki impor beras dari negara lain untuk menghindari monopoli yang bisa menyebabkan kecenderungan harga naik," katanya.
(mdk/rin)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia Bakal Impor 3 Juta Ton Beras Tahun Depan, dari India dan Thailand
Impor beras ini ditujukan untuk mengamankan cadangan beras dalam negeri.
Baca SelengkapnyaBeras di Singapura Ternyata Lebih Murah dari Indonesia, Mendagri Ungkap Penyebabnya
Singapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.
Baca SelengkapnyaJokowi Kaget Lulusan S2 dan S3 Indonesia Kalah dari Vietnam dan Malaysia
Jokowi bakal menggelontorkan anggaran agar populasi produktif S2 dan S3 di Indonesia bisa meningkat drastis.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kalahkan Thailand dan Indonesia, Negara Ini Jadi Paling Populer di Asia Tenggara
Sepanjang tahun 2023 jumlah turis asing yang datang ke negara ini mencapai 29 juta kunjungan.
Baca SelengkapnyaAlasan Stroberi Lokal Indonesia Lebih Asam dan Kecil Dibandingkan Stroberi Korea
Stroberi adalah buah subtropis yang membutuhkan suhu & curah hujan tertentu. Ketidakcocokan dengan iklim Indonesia dapat menyebabkan stroberi lokal jadi masam.
Baca SelengkapnyaJokowi Sebut Filipina Pakai Alutsista Buatan Indonesia
Jokowi mengapresiasi kepercayaan pemerintah Filipina terhadap produk buatan Indonesia.
Baca SelengkapnyaNama Produk Sama dengan Nama Anaknya, Nasabah Mekaar Ini Dipuji Jokowi
Dalam kunjungannya Jokowi menemui 3.000 ibu-ibu nasabah Mekaar di GOR Dua Saudara, Kota Bitung, Sulawesi Utara.
Baca SelengkapnyaTak Asal Dikupas, Begini Cara Makan Buah Salak yang Benar
Salak adalah buah yang biasanya ditemukan di negara-negara tropis seperti Indonesia, Malaysia, dan Thailand
Baca SelengkapnyaIndonesia Bakal Impor 2.350 Ekor Sapi Asal Australia
Daging sapi di pasaran langka hingga sebabkan kenaikan harga, hal ini jadi biang keladinya.
Baca Selengkapnya