Indonesia defisit 125.000 insinyur, celah diisi tenaga kerja asing
Merdeka.com - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menyebutkan,meski setiap tahun melahirkan insinyur baru, Indonesia tetap kekurangan sekitar 125.000 insinyur untuk membangun berbagai infrastruktur hingga pelosok nusantara. Kondisi ini tidak bisa disepelekan. Sebab, kekurangan ini bisa jadi celah bagi tenaga kerja asing.
"Kita harus memenuhi kekurangan itu dalam lima tahun ke depan. Sebab jika tidak, maka orang asing yang akan mengisinya, apalagi kita sudah menerapkan Masyarakat Ekonomi ASEAN," ujar Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Dimyati seperti dilansir Antara, Sabtu (25/7).
Dia berharap perguruan tinggi mendorong lahirnya insinyur yang mampu bersaing dengan tenaga kerja asing. Sehingga lapangan pekerjaan untuk menggarap proyek infrastruktur tidak direbut tenaga kerja asing.
Tidak hanya itu, dia juga berharap perguruan tinggi lebih banyak membuka jurusan teknologi dan mendorong mahasiswa mencintai penelitian. Dengan begitu, SDM Indonesia mampu melahirkan inovasi yang berdaya saing.
"Saat ini, tingkat impor teknologi di Indonesia cukup tinggi, misalnya impor gadget, suatu teknologi impor yang digunakan sekitar 80 persen penduduk, sehingga bisa diartikan bahwa Indonesia masih menjadi negeri terjajah," katanya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo ( Jokowi) khawatir pembangunan infrastruktur besar-besaran yang akan mulai dibangun 2015 dan lima tahun mendatang terkendala. Sebab, Indonesia saat ini mengalami kekurangan insinyur.
"Ini yang kita khawatirkan, Kita akan menggarap infrastruktur, baik jalan tol, kereta api, dermaga, kemudian investor sudah masuk, ketakutan dan kekhawatiran kita kekurangan SDM di bidang teknik, ini yang agak sedikit kita khawatirkan," kata Jokowi akhir tahun lalu.
Presiden mengatakan, mulai 2015 dan empat tahun ke depan proyek infrastruktur akan banyak yang dimulai. Untuk itu, menurut Presiden, yang juga insinyur kehutanan tersebut, pemerintah tengah memikirkan upaya memenuhi kebutuhan para tenaga ahli di bidang teknik tersebut.
Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan, saat ini terdapat sekitar 70.000 insinyur dan 20.000 diantaranya bekerja di luar bidangnya.
"Kita kekurangan insinyur untuk pembangunan infrastruktur kita. Ini sedang kita hitung, dan kita khawatir hal ini," katanya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia Tak Alami Deindustrialisasi, Ini Buktinya
Kontribusi tersebut diharapkan bisa menjadi modal utama untuk menarik lebih banyak investasi asing dengan tujuan dapat meningkatkan ekspor.
Baca SelengkapnyaBanyak Masyarakat Indonesia Mau Pindah jadi Warga Negara Singapura, Begini Persyaratannya
Alasannya karena gaji pekerja di Singapura lebih tinggi dibandingkan pekerja di Indonesia.
Baca SelengkapnyaAnies: Jangan Biarkan Beberapa Orang Kuasai Sepertiga Ekonomi Indonesia
Anies menegaskan, rakyat Indonesia harus mendapatkan kesempatan dan masa depan yang setara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Berkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya
Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaMenteri Erick Klaim Bansos Pangan Sukses Jaga Inflasi Indonesia di Level 2,6 Persen
Salah satunya karena berhasil menahan tingkat inflasi di kisaran 2,6 persen.
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lebih Baik Dibanding AS dan China
Artinya, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi dan angka inflasi relatif bagus dan rendah.
Baca SelengkapnyaTernyata, Indonesia Banyak Impor Mesin Sepanjang Januari 2024
Untuk rinciannya, nilai impor mesin/peralatan mekanis mencapai USD 123,79 juta atau tumbuh 4,52 persen.
Baca SelengkapnyaJokowi Kaget Lulusan S2 dan S3 Indonesia Kalah dari Vietnam dan Malaysia
Jokowi bakal menggelontorkan anggaran agar populasi produktif S2 dan S3 di Indonesia bisa meningkat drastis.
Baca SelengkapnyaKalahkan Thailand dan Indonesia, Negara Ini Jadi Paling Populer di Asia Tenggara
Sepanjang tahun 2023 jumlah turis asing yang datang ke negara ini mencapai 29 juta kunjungan.
Baca Selengkapnya