Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Indef nilai pelemahan Rupiah sudah tergolong krisis besar

Indef nilai pelemahan Rupiah sudah tergolong krisis besar Iman Sugema. ©2015 merdeka.com/sri wiyanti

Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) telah terdepresiasi sangat dalam. Meski belakangan ini mulai menguat hingga kembali menyentuh angka Rp 13.000-an, namun, Rupiah sempat menyentuh angka Rp 14.700-an.

Ekonom Institute for Development on Economics and Finance (INDEF), Iman Sugema, menilai depresiasi Rupiah terhadap USD kali ini sudah memasuki fase big crisis atau krisis besar. Ini apabila dibandingkan dengan depresiasi Rupiah terhadap USD pada 2004-2006 dan 2008-2009.

"Sekarang big crisis. Karena polanya beda, penyebabnya beda maka solusinya juga beda. Di 2008-2009 penyebabnya lebih ke arah eksternal karena subprime mortgage, karena eksternal, maka pemulihannya relatif cepat. 2004-2006 karena kenaikan harga BBM (internasional). Kalau sekarang kita tidak bisa menyalahkan faktor eksternal, karena yang terjadi lebih karena faktor internal," kata Iman di Kantor INDEF, Jalan Batu Merah, Pejaten Timur, Jakarta Selatan, Rabu (7/10).

Iman menjelaskan, kondisi terpuruknya Rupiah terhadap Dolar yang berkepanjangan kali ini terkait dengan perubahan struktur fundamental nilai tukar yaitu balance of payment (BOP). "Faktor eksternal berperan hanya sebagai faktor yang membuat keadaan menjadi lebih buruk saja," imbuh Iman.

Iman menyebut dua faktor internal yang menjadi penyebab terpuruknya nilai tukar Rupiah terhadap USD. Faktor pertama adalah defisit migas yang terjadi sejak September 2011.

"Neraca perdagangan minyak kita sebelum sekarang ini selalu surplus, sekarang selalu defisit. Defisit migas 2011 kita mulai mengalami defisit. Sebelum 2011 kita selalu surplus. Defisit migas ini fenomena baru dan angkanya semakin besar," ungkap Iman.

Kondisi ini diperparah dengan cara BI mengelola nilai tukar Rupiah agar tetap stabil. "Faktor yang kedua itu lebih ke 'sialnya' BI salah strategi atau lalai dalam menjaga nilai tukar," papar Iman.

Iman menjelaskan, kesalahan strategi yang dilakukan Bank Indonesia (BI) adalah saat Balance of Payment (BOP) positif seharusnya Rupiah menguat, namun yang terjadi justru Rupiah tetap melemah.

Iman mencontohkan kondisi yang terjadi di kuartal ketiga 2014 di mana BOP surplus USD 6 miliar, namun Rupiah tetap melemah lantaran BI terlalu banyak menyerap USD untuk dijadikan cadangan devisa (cadev). "Contoh pada kuartal 3-2014 kita surplus USD 6 miliar, tapi Rupiah tetap melemah karena BI kebanyakan narik Dolar jadi cadev sehingga Dolarnya tidak ada," tutur Iman.

(mdk/bim)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Naik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun

Naik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun

Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.

Baca Selengkapnya
Impor Indonesia di Desember 2023 Turun, Nilainya Hanya USD 19,11 Miliar

Impor Indonesia di Desember 2023 Turun, Nilainya Hanya USD 19,11 Miliar

Impor barang modal mengalami persentase penurunan terdalam yaitu turun sebesar 10,51 persen.

Baca Selengkapnya
Menteri Erick Klaim Bansos Pangan Sukses Jaga Inflasi Indonesia di Level 2,6 Persen

Menteri Erick Klaim Bansos Pangan Sukses Jaga Inflasi Indonesia di Level 2,6 Persen

Salah satunya karena berhasil menahan tingkat inflasi di kisaran 2,6 persen.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Staf Ahli Wakil Presiden sebut Ketidakpastian Situasi Politik Akibat Pemilu 2024 Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Staf Ahli Wakil Presiden sebut Ketidakpastian Situasi Politik Akibat Pemilu 2024 Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Nurdin optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada pada kisaran 5 persen.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun

Pemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun

Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun

Baca Selengkapnya
Ternyata, Indonesia Banyak Impor Mesin Sepanjang Januari 2024

Ternyata, Indonesia Banyak Impor Mesin Sepanjang Januari 2024

Untuk rinciannya, nilai impor mesin/peralatan mekanis mencapai USD 123,79 juta atau tumbuh 4,52 persen.

Baca Selengkapnya
Hati-Hati, Mencoret Uang Rupiah Bisa Kena Denda Rp1 Miliar Hingga Pidana Penjara

Hati-Hati, Mencoret Uang Rupiah Bisa Kena Denda Rp1 Miliar Hingga Pidana Penjara

Perusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.

Baca Selengkapnya
Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?

Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?

Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Dunia Masih Terpuruk di 2024, Sri Mulyani Ungkap Penyebanya

Ekonomi Dunia Masih Terpuruk di 2024, Sri Mulyani Ungkap Penyebanya

Ramalan IMF menyebut kondisi ekonomi dunia masih terpuruk.

Baca Selengkapnya