Impor Lesu AKibat Covid-19, Defisit Transaksi Berjalan Turun di Bawah 1,5 Persen
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) mencatat defisit transaksi berjalan pada triwulan I menurun menjadi di bawah 1,5 persen. Angka defisit ini turun dibanding triwulan IV 2019 yang mencapai 2,8 persen dari PDB.
Gubernur BI, Perry Warjiyo menjelaskan bahwa kondisi ini dipengaruhi oleh menurunnya impor, sejalan melambatnya permintaan domestik. Kemudian ini berdampak pada berkurangnya ekspor akibat kontraksi pertumbuhan ekonomi dunia.
Sementara itu, transaksi modal dan finansial mengalami penurunan signifikan pada triwulan I-2020 karena besarnya aliran modal keluar akibat kepanikan pasar global terhadap pandemi covid-19.
"Aliran modal asing kembali masuk mulai bulan April 2020, didorong oleh meredanya ketidakpastian pasar keuangan global. Serta tingginya daya saing aset keuangan domestik dan tetap baiknya prospek perekonomian indonesia," kata Perry, Selasa (19/5).
Sementara itu, investasi portofolio sejak April hingga 14 mei 2020, mencatat nett inflow sebesar USD 4,1 miliar, setelah pada triwulan I 2020 tercatat nett outflow mencapai USD 5,7 miliar.
BI Pertahankan Suku Bunga
Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 4,5 persen dalam Rapat Dewan Gubernur periode 18-19 Mei 2020.
"Keputusan ini mempertimbangkan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar di tengah ketidakpastian pasar keuangan global," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Jakarta, Selasa (19/5).
Bank Indonesia juga memutuskan untuk mempertahankan suku bunga deposit facility dan lending facility sebesar 3,75 persen dan 5,25 persen.
Dalam kesempatan ini, Bank Indonesia ikut melihat ada ruang penurunan suku bunga seiring dengan rendahnya tekanan inflasi dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi pada 2020.
Bank Indonesia juga akan terus memperkuat bauran kebijakan yang diarahkan untuk memitigasi penyebaran Covid-19, menjaga stabilitas pasar uang dan sistem keuangan serta bersinergi dengan pemerintah dan otoritas terkait dalam mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keduanya membahas tentang situasi dan kondisi dunia saat ini, termasuk kepada masalah ekonomi dan keamanan negara.
Baca SelengkapnyaImpor barang modal mengalami persentase penurunan terdalam yaitu turun sebesar 10,51 persen.
Baca SelengkapnyaJokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaPeningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca SelengkapnyaUpaya Bulog untuk mendatangkan impor beras kali ini akan jauh lebih mudah dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaHal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca Selengkapnyapenyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku sudah memerintahkan Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk mencari beras dengan harga murah.
Baca Selengkapnya