Hijrah ke BPK, politisi Demokrat & Golkar resign dari partai
Merdeka.com - Kemarin, Komisi XI DPR menetapkan Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk periode 2014-2019. Dari hasil voting yang dilakukan komisi keuangan dan perbankan, ada dua nama anggota komisi tersebut yang beralih 'profesi' menjadi anggota BPK. Yakni politis Partai Golkar Harry Azhar Azis dan politisi Demokrat Achsanul Qosasi. Keduanya sama-sama tidak lolos menjadi anggota DPR pada Pemilihan Legislatif April lalu.
Dari voting tersebut, Moermahadi Soerja Djanegara, Rizal Djalil dan Achsanul Qosasi sama-sama kompak mendapat 32 suara. Harry Azhar Azis dapat 31 suara. Di luar itu ada nama Eddy Mulyadi Soepardi yang merupakan guru besar ekonomi dari Universitas Pakuan, Bogor.
Politisi Partai Demokrat yang juga anggota Komisi XI DPR Achsanul Qosasi menuturkan, hasil pemilihan anggota BPK di tingkat komisi akan dibawa ke paripurna DPR pada 22 September. Dia mengaku siap untuk alih profesi menjadi anggota BPK.
"Mulai bekerja nanti selepas 20 Oktober, masa jabatan anggota BPK bareng dengan presiden terpilih," ujar Achsanul kepada merdeka.com, Selasa (16/9).
Meski proses pemilihan anggota BPK sempat mendapat kritik lantaran dinilai tidak independen dan terlalu banyak campur tangan politik, Achsanul mengaku tidak bisa membantahnya. Terlebih, latar belakang Achsanul dan Harry adalah seorang politisi. "Bagaimanapun juga background saya politisi. Tapi jangan hanya dilihat dari itu saja," singkatnya.
Achsanul mengaku siap menanggalkan profesinya sebagai politisi untuk menjaga independensi lembaga pemeriksa keuangan. "Pasti kita keluar dari partai untuk independensi. Saya dan Pak Harry akan mundur dari partai," tegasnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ditanya Maju Pilgub DKI 2024, Anies: Kita Lagi Fokus Tuntaskan Amanah Jutaan Orang
Aziz menyebut partainya terbuka untuk melakukan komunikasi dan penjajakan koalisi dengan partai politik (parpol) manapun.
Baca SelengkapnyaGerindra Klaim Politisi Sudah Move On dari Pemilu 2024, Hak Angket di DPR Hampir Mustahil
Waketum Partai Gerindra Habiburokhman mengklaim bahwa hampir 95 persen politisi sudah move on dari Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaBegini Reaksi Surya Paloh Ditanya Pilih Ahmad Sahroni atau Anies Baswedan di Pilgub DKI Jakarta
Nama Ahmad Sahroni diketahui menjadi salah satu digadang-gadang sebagai calon gubernur untuk Pilgub DKI Jakarta 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
AHY Dukung Prabowo Rangkul Partai di Luar Koalisi: Kembalikan ke Pemimpin Kita
AHY mendukung Prabowo Subianto menarik sejumlah partai politik di luar koalisi masuk ke dalam kabinetnya.
Baca SelengkapnyaReaksi AHY Soal PPP Beri Sinyal Gabung Kabinet Prabowo-Gibran: Penguatan Koalisi Terus Kita Bicarakan
AHY menyerahkan kepada Prabowo apabila ada partai politik yang ingin bergabung ke Koalisi Indonesia Maju.
Baca SelengkapnyaHaris Azhar-Fatia Bebas, Hakim Singgung Sikap Rendah Hati Jokowi: Semoga Tuhan Melindungi Beliau
Jokowi, kata Cokorda sering mendapat kritikan hingga cercaaan namun tak pernah menggubrisnya.
Baca SelengkapnyaJika Terpilih Presiden, Prabowo Janjikan AHY Posisi Sangat Strategis dan Penting
Prabowo Subianto menjanjikan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) jabatan sangat penting dan strategis.
Baca SelengkapnyaJK Nilai Hak Angket Dugaan Kecurangan Pemilu 2024 Cegah Parlemen Jalanan
JK kembali mengajak pihak-pihak keberatan dengan hasil Pemilu 2024 menempuh jalur konstitusional.
Baca SelengkapnyaPSI: Hak Angket Digulirkan Politisi yang Tidak Siap Menerima Kekalahan
Ganjar mengajak sejumlah parpol untuk memperkuat hak angket.
Baca Selengkapnya