Merdeka.com - Pemerintah menyatakan, jika masyarakat tidak menginginkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, maka konsekuensi yang harus dilakukan adalah berkomitmen untuk hemat dalam penggunaan BBM. 

Dia mengatakan, kuota BBM bersubsidi yang telah ditetapkan yakni 40 juta kilo liter, harus dijaga agar tidak ada penambahan anggaran. "Tidak taken for granted, harus melakukan penghematan kalau mau tidak ada kenaikan," ujar Menko Perekonomian Hatta Rajasa saat ditemui di kantornya, Rabu (4/4).

Pihaknya menyayangkan masih ada mobil mewah yang menggunakan BBM bersubsidi. Tindakan seperti itu, kata dia, yang membuat kuota BBM bersubsidi terlampaui. Sebab, BBM bersubsidi sesungguhnya hanya diberikan untuk masyarakat ekonomi kelas menengah ke bawah. 

Hatta meminta agar filosofi subsidi dipahami semua pihak. "Mobil mewah jangan pakai BBM bersubsidi," tegasnya.

Pemerintah, lanjutnya, turut menghemat dengan memangkas biaya-biaya operasional non prioritas seperti perjalanan dinas. "Pemerintah harus cut anggaran yang tidak perlu dan bisa ditunda," jelasnya.

Mantan Menteri Perhubungan ini menambahkan, pemerintah telah memiliki kewenangan untuk menyesuaikan harga BBM dengan adanya pasal 7 ayat 6a UU APBN-P 2012. Namun pemerintah juga telah menyiapkan langkah antisipasi dampak dari kenaikan itu.

"Kita memiliki katup pengaman kenaikan harga BBM, kita punya cadangan risiko fiskal, SAL, kompensasi, yang mana cukup untuk mengatasi shock kenaikan," tuturnya.

Seperti diketahui, tingginya harga minyak dunia membuat pemerintah mengajukan perubahan APBN lebih awal demi menjaga kredibilitas fiskal negara. Kondisi harga minyak yang tinggi inilah yang dikhawatirkan akan memberi tekanan pada anggaran negara sehingga perlu dilakukan revisi terhadap postur anggaran negara.