Hatta dorong dana CSR buat rumah murah
Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menegaskan pemerintah akan mendorong dana sosial perusahaan atau corporate sosial responsibility (CSR), untuk membangun rumah murah.
Sasaran utama pembangunan rumah ini adalah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Rumah yang dibangun diharapkan tetap berada di sekitar lokasi perusahaan.
"Relatif ya soal rumah murah itu, (pembiayaannya) tidak serta merta dikeluarkan dari APBN, nanti akan melibatkan CSR BUMN dan CSR perusahaan multinasional di Indonesia," ujar Hatta di kantornya, Kamis (4/10).
Hatta menyatakan, subsidi rumah murah saat ini termasuk dalam skema kerja sama pemerintah, swasta, dan warga calon pembeli rumah, yang intinya berupaya untuk mengentaskan kemiskinan," katanya.
Dia mengungkapkan pemerintah meluncurkan skema publik privat partnership dalam pengembangan perumahan. Hal ini diyakini tidak memberatkan pengusaha swasta. "Itu strateginya, sekarang banyak kok perusahaan bedah rumah, televisi saja bedah rumah," katanya.
Terkait putusan Mahkamah Konstitusi (MK), yang mengabulkan uji materi UU no 1 Tahun 2011 oleh APERSI (Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia soal pembatasan rumah murah minimal bertipe 36, Hatta mengapresiasinya. "Putusan itu sejalan dengan keinginan pemerintah membangun rumah murah," katanya.
Sebelumnya, batas minimal ukuran rumah yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman bertentangan dengan UUD 1945. Awalnya beleid ini keluar karena muncul anggapan rumah di bawah tipe 36 tidak laik huni.
Aturan itu diprotes pengembang dan lembaga keuangan terutama Bank Tabungan Negara sebagai pengelola KPR lantaran berpotensi memicu sentimen negatif kredit Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
(mdk/arr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berawal dari kekhawatiran tak berkontribusi baik pada lingkungan, Khomsatun memproduksi sabun alami
Baca SelengkapnyaKementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat hingga 2022 ada sekitar 12,71 juta backlog rumah.
Baca SelengkapnyaKehidupan Nia yang kini dipenuhi dengan kemewahan benar-benar mencuri perhatian masyarakat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Perlu banyak persiapan dan pertimbangan finansial yang harus dilakukan terutama yang baru pertama kali bekerja.
Baca SelengkapnyaBTN berharap pemerintah dengan cepat mengambil keputusan terkait hal tersebut.
Baca SelengkapnyaRumah kosong ditinggal pemilik pulang kampung kerap menjadi sasaran pencurian dan kebakaran.
Baca SelengkapnyaWalau masih dalam proses pembangunan, kemegahan rumah ini sudah terpancar.
Baca SelengkapnyaKonglomerat ini kabur ke Inggris atas dugaan kejahatan keuangan, rumah mewahnya sampai saat ini belum pernah dia tempati.
Baca SelengkapnyaKejagung menyatakan banyak pihak yang keliru terkait sosok HL yang rumahnya digeledah penyidik.
Baca Selengkapnya