Harga murah ancam produksi jagung dan kedelai krisis
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan produksi jagung dan kedelai sepanjang 2013. Angka sementara produksi jagung tahun lalu sebesar 18,51 juta ton pipilan kering atau turun 0,88 juta ton atau sekitar 4,54 persen dibandingkan 2012.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, Adi Lumaksono mengatakan, penurunan produksi ini terjadi di Jawa sebesar 0,62 juta ton dan di luar Jawa sebesar 0,26 juta ton.
"Penurunan ini karena adanya penurunan luas panen seluas 137,43 ribu hektar (3,47 persen) dan penurunan produktivitas sebesar 0,55 kuintal per hektar," ucap Adi saat konferensi pers di kantor BPS Pusat, Jakarta, Senin (3/3).
Selain itu, penurunan produksi jagung dan kedelai ini juga terjadi karena murahnya harga komoditi tersebut. Petani banyak yang beralih menanam padi sehingga produksi padi mengalami peningkatan.
"Faktor harga mempengaruhi minat dan juga tergantung musim juga. 2013 lebih kondusif untuk menanam padi. Harga ini jadi penentu," katanya.
Dari data yang dijabarkan Adi, produksi kedelai pada 2013 (angka sementara) sebesar 780,16 ribu ton biji kering atau turun 62,99 ribu ton (7,47 persen) dibanding 2012. Penurunan produksi ini terjadi di Jawa sebesar 81,69 ribu ton. Sebaliknya produksi mengalami peningkatan sebesar 18,70 ribu ton di luar Jawa.
Penurunan produksi jagung dan kedelai berbanding terbalik dengan produksi padi. Produksi padi 2013 sebesar 71,29 juta ton gabah kering giling atau naik 2,224 juta ton dibanding 2012. Kenaikan produksi terjadi di Jawa sebesar 0,97 ton dan di luar Jawa sebesar 1,72 ton.
"Kenaikan ini karena kenaikan luas panen seluas 391,69 ribu hektar (2,91 persen) dan kenaikan produktivitas sebesar 0,16 kuintal per hektar," tutupnya.
Sebelumnya, pemerintah harus serius mengatasi lonjakan masalah kedelai yang selalu terjadi setiap tahun. Krisis kedelai tidak hanya terjadi tahun lalu. Medio Juli 2012 lalu, Wakil Ketua DPR Pramono Anung bahkan berniat turun ke jalan bersama para produsen tahu dan tempe nasional. Penyebabnya sama, harga kedelai meroket setinggi langit.
Krisis kedelai yang terjadi tahun lalu menyita perhatian semua pihak di negeri ini. Terlebih, tahu dan tempe bisa dibilang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Dua jenis panganan murah meriah itu mendadak sulit dijumpai di pasar tradisional maupun warung kelontong menyusul aksi para produsen yang memilih stop produksi sementara.
Mogoknya produsen tahu tempe sebagai bentuk protes pada pemerintah yang tak kunjung berhasil menstabilkan harga kacang kedelai yang menjadi bahan baku utama membuat tahu dan tempe.
Krisis kedelai tidak hanya terjadi tahun lalu. Awal 2008, tingginya harga kedelai secara tidak langsung 'menghilangkan' tahu dan tempe di pasaran. Pengrajin tahu dan tempe memilih menyetop produksi lantaran beban produksi yang terlalu besar.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Harga Pangan di Jakarta Naik, Ternyata Ini Penyebabnya
Ada beberapa harga komoditas bahan pangan yang mengalami kenaikan antara lain, beras, telur ayam, daging ayam, dan gula pasir.
Baca SelengkapnyaHarga Beras Melonjak, Begini Perjuangan Warga di Jateng Saling Berebut Beras Murah
Harga beras yang melambung tinggi memaksa warga antre panjang untuk membeli beras murah.
Baca SelengkapnyaKunjungi Pedagang Pasar Angso Duo Jambi, Anies Janji Bereskan Harga Sembako Jika jadi Presiden
Anies menilai sejumlah komoditas bahan pokok memang meningkatkan. Dampaknya, pendapatan atau omzet pedagang turun.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Harga Pangan Sentuh Titik Termahal dalam 30 Tahun, Banyak Orang Amerika Tak Lagi Makan di Luar
Makanan yang mengalami kenaikan di antaranya daging sapi, hingga gula. Bahkan keduanya merupakan komoditas pokok.
Baca SelengkapnyaIndonesia Punya Jamur “Berlian” asal Bangka yang Harganya Jutaan Rupiah, Perlu Sambaran Petir agar Tumbuh
Jamur ini mahal, langka dan harus menunggu sambaran petir untuk dipanen.
Baca SelengkapnyaBikin Tercengang, Harga Rompi Ojek Gunung Muria Capai Ratusan Juta
Aneh tapi nyata, harga jaket ojek di Gunung Muria sentuh angka ratusan juta per setel. Simak informasinya.
Baca SelengkapnyaJelang Pemilu dan Ramadan, Harga Beras di Seluruh Indonesia Kompak Naik dan Langka
Mengutip Panel Harga Badan Pangan Nasional harga beras di Papua Tengah pernah mencapai Rp36.130 per kg di 10 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaJanji Anies di Batam: Kita Ubah Tata Niaga, Sehingga Harga Pangan Terjangkau
"Jadi, kita berencana mengubah tata niaga, sehingga harga pangan lebih terjangkau," kata Anies
Baca SelengkapnyaBlusukan di Pasar Palembang, Ganjar Pranowo Kaget Harga Daging Mahal
Ganjar pun membeli beberapa sayuran untuk dibawa pulang. Sontak itu membuat pedagang antusias melayaninya.
Baca Selengkapnya