Harga Minyak Dunia Turun Usai Rusia dan Arab Saudi Perang Harga
Merdeka.com - Harga minyak dunia mencatat penurunan harian terbesar sejak Perang Teluk 1991, ketika produsen utama Arab Saudi dan Rusia memulai perang harga dan mengancam akan membanjiri pasokan ke pasar minyak global.
Hal ini terjadi setelah Rusia menolak untuk mendukung OPEC mengurangi produksi minyak 1,5 juta barel per hari mulai April dan mengakhiri tiga tahun kerja sama pembatasan pasokan yang dilakukan selama ini.
“Saudi mengancam akan memasok 12,3 juta barel per hari (bph) pada April dan ini angka jauh di atas tingkat produksi 9,7 juta bph saat ini. Arab Saudi juga memangkas harga jual minyak mentah resmi untuk April,” kata Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee dalam keterangan hasil risetnya, Senin (16/3).
Selain itu, dari hasil risetnya, menteri Perminyakan Rusia, Alexander Novak, mengatakan tidak mengesampingkan langkah-langkah bersama OPEC untuk menstabilkan pasar, menambahkan bahwa pertemuan OPEC dan berikutnya direncanakan bulan Mei-Juni.
Hans menambahkan, kejatuhan harga minyak hampir 25 persen sempat memicu panic selling di bursa saham global. Kejatuhan harga minyak juga di sebabkan oleh dampak virus korona. Tetapi harga minyak mentah West Texas Intermediate dan Brent North Sea di bursa komoditas New York Mercantile Exchange dan London ICE Futures Exchanges mulai kembali naik.
Kendati begitu, seperti yang dikatakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, bahwa telah meminta Departemen Energi untuk membeli minyak mentah untuk cadangan minyak strategis AS. Kebijakan ini telah mendorong harga minyak mentah naik, pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Harga Minyak Diprediksi Melonjak Akibat Serangan Houthi di Laut Merah
Tujuan serangan sebagai bentuk dukungan kepada Palestina ketika Israel dan Hamas melancarkan perang.
Baca SelengkapnyaPengusaha Minuman Ringan Keluhkan Mahalnya Harga Gula Dunia
Gula merupakan bahan baku utama bagi industri minuman Indonesia. Sehingga, dengan naiknya harga gula dunia membuat pelaku usaha terbebani.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Naikkan Pajak BBM, Pertamina Masih Tahan Harga
Menurut Menteri ESDm, itu wajar dilakukan saat harga minyak dunia turun imbas gencatan senjata Israel dan Hamas.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Usai Tertahan di Februari 2024, Harga BBM Pertamina Bakal Naik Usai Pemilu?
Usai Pemilu 2024, Arifin pun mempersilakan penjualan BBM non-subsidi kepada masing-masing badan usaha, mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaIsrael Serang Iran, Harga Minyak Dunia Langsung Meroket
Selain berisiko memicu peperangan lebih besar, Arifin tak ingin harga minyak dunia meroket.
Baca SelengkapnyaNaik 10 Persen, Produksi Minyak Pertamina Hulu Energi Tembus 566.000 Barel per Hari di 2023
Angka capaian ini juga mencatatkan peningkatan produksi minyak sebesar 27,22 persen dari 2021 atau 10,12 persen dari 2022.
Baca SelengkapnyaPertamina Temukan Sumber Minyak Baru di Tambun-Bekasi
Penemuan sumber migas baru di Tambun, Bekasi ditajak pada 18 Agustus 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaAda Perang Iran Vs Israel, Pemerintah Jamin Harga BBM Tak Naik
Pemerintah menjamin harga BBM di Indonesia tidak akan naik pasca konflik Iran-Israel yang memicu kenaikan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaIndonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca Selengkapnya