Harga minyak anjlok, Exxon janji tak pecat karyawan di Indonesia
Merdeka.com - Perusahaan migas dunia kini menghadapi masalah yang cukup rumit dengan rendahnya harga minyak dunia hingga di bawah USD 50 per barel. Banyak perusahaan melakukan efisiensi seperti mengurangi karyawan untuk menekan belanja. Bahkan ada juga yang memotong dana investasi tahun berjalan.
Namun demikian, salah satu perusahaan minyak yang beroperasi di Indonesia, ExxonMobil masih berkomitmen untuk melanjutkan investasinya di Indonesia. Bahkan, perusahaan migas asal Amerika Serikat ini tidak memiliki rencana untuk mengurangi pegawainya di Indonesia.
"Kami tidak ada rencana untuk itu. Kami komitmen menjaga sumber daya manusia yang kami miliki di sini," ujar Vice President Public and Government Affairs ExxonMobil Indonesia, Erwin Maryoto kepada merdeka.com di Jakarta, Minggu (2/8).
Perusahaan induk ExxonMobil di Amerika Serikat mengalami penurunan laba yang drastis hingga mencapai 50 persen. Tercatat, laba yang didapat pada kuartal II-2015 sebesar USD 4,2 miliar. Angka ini turun jika dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai USD 8,8 miliar.
Menurut Erwin, penurunan laba tersebut telah diperhitungkan induk perusahaan dengan melakukan antisipasi anjloknya harga minyak dunia. Namun, Erwin mengaku tetap komitmen untuk berinvestasi dalam pengembangan Blok Cepu di Bojonegoro, Jawa Timur.
"Kami tetap mencari sumber daya alam di Indonesia. Kita tetap komitmen untuk terus berupaya kembangkan sumber daya alam," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, Royal Dutch Shell (RDSB) atau Shell akan memecat 6.500 karyawan pada 2015 ini. Selain itu, perusahaan minyak di Inggris, Centrica juga akan memecat 6.000 karyawan.
Pengurangan karyawan dilakukan sebagai bentuk efisiensi perusahaan dan memotong biaya berjalan. Selain itu, Centrica juga akan mengurangi produksi minyak bumi.
Selain itu, perusahaan energi asal Italia, Saipem juga berencana akan mengurangi pegawai untuk efisiensi. Saipem akan memangkas setidaknya 8.800 pekerja dalam dua tahun ke depan.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaPertamina Temukan Sumber Minyak Baru di Tambun-Bekasi
Penemuan sumber migas baru di Tambun, Bekasi ditajak pada 18 Agustus 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaCatat! Kemendag Jamin Harga Minyak Kita Tak Naik Hingga Lebaran 2024
Hal ini merespons isu kenaikan harga minyak kita akibat kurangnya realisasi domestic market obligation (DMO) oleh produsen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Usai Tertahan di Februari 2024, Harga BBM Pertamina Bakal Naik Usai Pemilu?
Usai Pemilu 2024, Arifin pun mempersilakan penjualan BBM non-subsidi kepada masing-masing badan usaha, mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaKonglomerat Indonesia Ini Pernah Rasakan Hilang Kekayaan Rp2 Miliar per Detik
Melansir Forbes, orang terkaya Indonesia ini masuk sebagai orang terkaya peringkat enam, se-Asia.
Baca SelengkapnyaAwali Tahun 2024, Pertamina Patra Niaga Sesuaikan Harga Pertamax Series & Dex Series
Penyesuaian ini mengikuti tren fluktuasi harga rata-rata publikasi minyak dunia.
Baca SelengkapnyaHarga Gas Murah Belum Terserap 100 Persen, SKK Migas Bongkar Penyebabnya
Pertama, ada faktor dari sisi hulu di mana rencana-rencana produksi mengalami kendala operasional.
Baca Selengkapnya3 Jurus Jitu Ganjar Turunkan Harga Bahan Pokok
Dia yakin strategi ini bisa mempermudah kedaulatan pangan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi Sebut Harga Beras Naik karena Perubahan Iklim Sebabkan Gagal Panen
Jokowi menjelaskan kenaikan harga beras tidak hanya terjadi di Indonesia, namun seluruh dunia.
Baca Selengkapnya