Harga elpiji 12 Kg naik, praktik pengoplosan meningkat

Merdeka.com - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menilai rencana kenaikan harga elpiji 12 Kg oleh Pertamina akan menimbulkan peningkatan praktik pengoplosan. Pertamina berencana menaikkan harga elpiji Rp 3.000 per Kg tahun depan.

Anggota Komisi VII DPR, Satya W. Yudha, meminta Pertamina tidak terburu-buru menaikkan harga di tahun depan. BUMN ini diminta mematangkan terlebih dahulu persiapan kenaikan harga.

"Masyarakat yang layak disubsidi pun bisa tidak mendapatkan. Sedangkan pengoplos akan menikmati barang oplosannya, dengan membeli LPG 3 kg tapi menjualnya dengan harga non subsidi setelah dioplos menjadi 12 Kg. Pemerintah hendaknya jangan gegabah," ujarnya kepada merdeka.com, Jakarta, Minggu (10/8).

Pemerintah juga diminta memberikan payung hukum perihal penjualan elpiji. "Karena disini ada satu komoditi dengan 2 harga, yang satu 3 Kg disubsidi, sedangkan yang 12 Kg tidak," kata dia.

Politisi Golkar ini mengaku selama ini pola distribusi gas elpiji masih menggunakan pola distribusi terbuka. Hal ini membuat semua masyarakat berhak membeli elpiji 3 Kg bersubsidi.

"Maka, kalau aturan main ini tidak diperjelas maka, potensi penyalahgunaan LPG subsidi 3 Kg akan makin besar, sehingga akan menambah beban negara," kata dia.