Merdeka.com - Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla berencana untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi sebesar Rp 3.000 per liter. Hal tersebut langsung berimbas pada biaya produksi termasuk biaya material bahan bangunan.

Kepala Badan Pembinaan Konstruksi Hediyanto W Husaini mengatakan bakal terjadi kenaikan harga bahan material bangunan sebesar 15 persen apabila pemerintahan mendatang menaikkan harga BBM subsidi. Pasalnya, bahan material kebanyakan diangkut dengan transportasi darat.

"Aspal itu sebagian besar mengikuti harga BBM. Besi, baja semen, itu diangkut oleh transportasi darat," ujar Hediyanto usai konferensi pers Concrete Show di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Selasa (7/10).

Hediyanto menegaskan beban biaya transportasi menggunakan BBM saat ini hampir mencapai 30 persen dari total biaya produksi pembangunan sebuah proyek konstruksi. "Kalau naik Rp 3.000. Bisa sampai 15 persen ke konstruksi naik. Hampir 30 persen biaya komponen," kata dia.

Namun, dia menegaskan kenaikan harga BBM memang perlu dilakukan. Sehingga, alokasi kenaikan subsidi BBM tersebut dapat dialokasikan ke pembangunan infrastruktur seperti pelabuhan dan proyek tol laut yang digagas presiden terpilih Joko Widodo.

"Memang maritim bisa kita utamakan. Jangan di darat saja karena terlalu boros. Kalau tol laut kita anggap sebagai lahan kita juga, kita prioritaskan," pungkas dia.