Hadapi Resesi, Pemerintah Diminta Perhatikan 2 Hal Ini
Merdeka.com - Tren perlambatan ekonomi dunia menjadi ancaman bagi sejumlah negara-negara besar di dunia terjerembab ke lubang resesi, tak terkecuali Indonesia. International Monetary Fund (IMF) telah mengingatkan pentingnya menjaga kebijakan fiskal dan moneter Indonesia.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Rosmaya Hadi menuturkan, ada dua hal yang harus menjadi fokus Pemerintah guna menghadapi situasi ekonomi saat ini.
"Pertama tentang kondisi ketidakpastian global. Ini akan panjang dan kita harus waspadai itu," tuturnya di Jakarta, Kamis (7/11).
Selain itu, pemerintah juga harus mengoptimalkan kemajuan teknologi saat ini dengan meningkatkan daya saing terhadap produk-produk ekspor dalam negeri.
"Kedua tentang adanya kemajuan teknologi. Kemajuan industri 4.0 yang harus disikapi oleh kita untuk pertahankan daya saing produk-produk kita. Jadi ada dua hal itu harus kita segera bergandengan tangan di negeri ini untuk menyikapi dua hal tersebut," kata dia.
Pihaknya menjelaskan, peningkatan daya saing produk RI menjadi krusial sebagai upaya mengurangi defisit transaksi berjalan yang dialami Indonesia.
"Persoalan negeri kita ini karena CAD. Kita sama-sama tahu ekspor kita perlu digenjot supaya lebih tinggi ekspornya daripada impor. Kita sadari, menggenjot ekspor itu perlu waktu. Karena barang-barang yang kita produksi harus memiliki daya saing yang tinggi kualitasnya," tandasnya.
Ekonomi RI cukup kuat
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) bertemu Managing Director IMF Kristalina Georgieva di KTT ke-35 ASEAN. Kata dia, Kristalina mengingatkan pentingnya menjaga kebijakan fiskal dan moneter Indonesia di tengah tren perlambatan ekonomi global yang kian nyata.
"Saya sudah ketemu managing director IMF (Kristalina). Dia memberikan warning bahwa hati-hati dalam mengelola kebijakan ekonomi," ungkapnya di Jakarta, Rabu (6/11).
Dia melanjutkan, ekonomi dunia saat ini memang menunjukkan tren penurunan. Apalagi ditambah dengan perang dagang AS-China yang tak berkesudahan.
"Kita harus hati-hati dengan kondisi ekonomi saat ini. Ada perang dagang, brexit, negara-negara lain ada yang menuju atau bahkan sudah resesi," tegasnya.
Presiden Jokowi menjelaskan, kondisi ekonomi RI terbilang cukup kuat mengingat pertumbuhan ekonomi masih stabil di kisaran 5 persen. Sedangkan, sejumlah negara lain tercatat sudah minus atau bahkan anjlok.
"Bandingkan negara-negara lain. Ada yang minus bahkan menuju ke 0. Kemudian dari yang 7 persen anjlok di bawah 1 persen. Kita harus bersyukur. Kita alhamdulilah pertumbuhan masih 5 persen lebih sedikit. Lebih sedikit masih bagus," ujar Presiden Jokowi.
Reporter: Bawono Yadika
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Paparkan Realisasi Investasi, Menteri Bahlil: Mudah-mudahan Saya Enggak Dikasih Nilai 11/100
Dia berharap agar penerus kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mampu mempertahankan stabilitas ekonomi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDunia Hadapi Perang dan Krisis Ekonomi, Jokowi: Kita Harus Eling Lan Waspodo
Jokowi menekankan pentingnya persatuan dan kerukunan antar masyarakat agar Indonesia menjadi negara maju.
Baca SelengkapnyaStaf Ahli Wakil Presiden sebut Ketidakpastian Situasi Politik Akibat Pemilu 2024 Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Nurdin optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada pada kisaran 5 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaKondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaJokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaPemerintah Berencana Naikkan Dana Peremajaan Sawit Jadi Rp60 Juta Per Hektare
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin rapat di Istana Negara untuk membahas sejumlah isu penting terkait kebijakan sawit di Indonesia.
Baca SelengkapnyaEkonomi Indonesia Diprediksi Meroket Usai Pemilu, Begini Data Bank Indonesia
Ekonomi Indonesia Diprediksi Meroket Usai Pemilu, Begini Data Bank Indonesia
Baca SelengkapnyaPrabowo Janjikan Pertumbuhkan Ekonomi 8 Persen Jika Jadi Presiden Selanjutnya
Untuk mencapai Indonesia emas tahun 2045, mulai tahun 2025 dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di angka 6 persen hingga 7 persen.
Baca Selengkapnya