Hadapi pasar bebas ASEAN, Kadin minta ada Menko Kelautan
Merdeka.com - Pasar bebas ASEAN atau biasa disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dimulai pada 2015. Daya saing sektor kelautan dan perikanan Indonesia harus lebih ditingkatkan lagi agar Indonesia bisa unggul sebagai maritim.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Kelautan dan Perikanan Yugi Prayanto. Dia mengingatkan perlunya implementasi pembangunan kelautan dan perikanan perlu melakukan terobosan, semisal lewat pembentukan kementerian koordinator baru bidang kelautan.
"Ini untuk mempercepat pembangunan kelautan dan perikanan. Bentuk terobosan membentuk Menko Kelautan," ucap Yugi dalam diskusi di Gedung KADIN, Jakarta, Jumat (22/8).
Menurut Yugi, kementerian dan lembaga yang potensial berada di bawah koordinasi Menko Kelautan antara lain adalah Kementerian Maritim dan Logistik Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral, Kementerian Pariwisata Bahari dan Ekonomi Kreatif, serta Badan Koordinasi Keamanan Laut atau Sea and Coast Guard.
Selain membentuk Menko Kelautan, mewujudkan pembangunan kelautan dan perikanan lima tahun ke depan perlu dilakukan beberapa strategi. Pertama adalah penguatan peran masyarakat dan dunia usaha serta negara dalam peningkatan nilai tambah produk kelautan dan perikanan.
"Harus ada penguatan sumberdaya, logistik, transportasi laut dan teknologi. Pemerintah juga harus memperkuat regulasi yang ada dan eksekusi pembangunan kelautan dan perikanan," tegasnya.
Yugi mengharapkan ke depannya distribusi ikan antar wilayah di Indonesia lebih bisa merata dan pembangunan sentra sentra produksi dapat lebih baik dengan dilengkapi cold storage yang memadai serta harus ada penerapan kelola sistem logistik ikan nasional yang tepat.
"Dengan begini kita targetkan perikanan budi daya dan tangkap bisa mencapai 38,2 juta ton di 2019 dan menjadi salah satu komoditi ketahanan pangan nasional."
Pemanfaatan sumber daya kelautan dipercaya akan menjadi salah satu kekuatan ekonomi nasional di masa mendatang. "Makanya harus ada upaya penguatan peran dunia usaha, pemerintah, nelayan, pembudidaya hingga semua pihak yang terkait," tutupnya.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaPenangkapan Masih Bar-Bar, Ekspor Ikan dari Indonesia Ditolak Eropa
Makanya, KKP merancang kebijakan untuk menjaga biota kelautan Indonesia dan menjaga populasi ikan.
Baca SelengkapnyaPemerintah Sentil Industri Minuman Masih Kecanduan Bahan Baku Impor, Pengusaha: Harganya Lebih Murah
Khusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
12 Cara Meningkatkan Produksi ASI secara Alami dan Efektif
Sejak lahir hingga usia enam bulan, ASI eksklusif dianggap sebagai makanan terbaik untuk bayi. Namun, banyak ibu yang merasa cemas tentang kecukupan ASI.
Baca SelengkapnyaCak Imin Janjikan Masalah Sektor Pertanian Beres Tahun Ini
Menurut Cak Imin, pertanian merupakan salah satu sektor yang memerlukan perhatian khusus.
Baca Selengkapnya7 Ikan yang Tidak Cocok Dijadikan Bahan MPASI Bayi
Walau ikan dianggap sebagai bahan yang cocok menjadi Makanan Pendamping ASI (MPASI) bayi, namun terdapat sejumlah ikan yang sebaiknya dihindari.
Baca SelengkapnyaMencicipi Lezatnya Mi Sagu, Kuliner Andalan Masyarakat Kabupaten Meranti
Kuliner khas Pulau Meranti ini tak lepas dari ciri khas wilayahnya yang terkenal akan produksi Sagu yang begitu melimpah.
Baca SelengkapnyaTerungkap, Ini Alasan Menteri Trenggono Tahan Ekspor Pasir Laut Indonesia
Aturan turunan ekspor pasir laut masih digodok karena melibatkan banyaknya tim kajian.
Baca SelengkapnyaPunya Program Makan Gratis, Negara Ini Malah Alami Krisis Pangan
Sektor pertanian negara itu pun mengalami penurunan produksi, karena kurangnya modal, peralatan, pupuk hingga insektisida yang dibutuhkan oleh para petani.
Baca Selengkapnya