Gubernur BI Pastikan Ketegangan Geopolitik Global Tak Berdampak ke Ekonomi RI
Merdeka.com - Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo memastikan bahwa ketegangan geopolitik yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dan Iran tidak berdampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini tercermin dari penguatan nilai tukar Rupiah dan derasnya aliran modal asing pada awal tahun ini.
"Kami tidak melihat dampak secara signifikan terhadap makro ekonomi maupun juga terhadap stabilitas eksternal. Justru terbukti bahwa Rupiah bergerak menguat sesuai fundamental, mekanisme pasar dan juga kredibilitas," jelas dia ketika ditemui di Kompleks BI, Jakarta, Jumat (10/1).
Perry memastikan Bank Sentral akan terus memantau perkembangan global secara keseluruhan. Bahkan sentimen positif sudah ditujukan antara Amerika Serikat dan China yang secara perlahan sudah berlangsung baik.
"Hubungan dagang antara Amerika dan Tiongkok, yang dalam waktu dekat ada penandatanganan kesepakatan perdagangan itu memberikan persepsi yang positif," ungkapnya.
Adanya kesepakatan dagang kedua negara itu, bahkan berdampak terhadap ekonomi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Dari semula tahun lalu yang diperkirakan mencapai 2,9 persen tahun ini pertumbuhan ekonomi global bisa mencapai 3,1 persen.
"Dan tentu saja dengan kesepakatan perdagangan Amerika Serikat dan Tiongkok tentu saja memberikan peluang bagi kita untuk meningkatkan ekspor untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, dan juga memberikan persepsi risiko yang positif bagi aliran modal asing ke dalam negeri," jelasnya.
Aliran Modal Asing Masuk Indonesia Tembus Rp10,1 Triliun
Bank Indonesia (BI) mencatat arus masuk modal asing atau capital inflow ke Indonesia hingga per 9 Januari 2020 telah mencapai Rp10,1 triliun. Aliran dana tersebut masuk melalui portofolio Surat Berharga Negara (SBN) dan pasar saham.
"Data sampai 9 Januari menunjukkan inflow investasi portofolio sejumlah Rp10,1 triliun," kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo saat ditemui di Kompleks Masjid BI, Jakarta, Jumat (10/1).
Dari total aliran modal asing sebesar Rp10,1 triliun tersebut, yang masuk melalui portofolio SBN mencapai Rp10 triliun, kemudian masuk ke pasar saham mencapai Rp1,3 triliun.
"Dan ini menunjukkan aliran modal asing masuk ke Indonesia di bulan Januari itu besar, dan ini menunjukkan confident investor untuk menanamkan investasinya di Indonesia, di dalam investasi portofolio, karena memang tidak hanya masalah confiden terhadap prospek ekonomi," jelas dia.
Perry berharap dengan capaian ini akan membuat neraca modal di kuartal I-2019 bisa lebih baik. "Alhamdulillah. Insya Allah modal asing ini akan memperkuat eksternal kita, dalam bentuk surplus neraca modal di triwulan satu ini," katanya.
Dengan capaian tersebut juga membuktikan bahwa tingkat kepercayaan investor global terhadap Indonesia masih cukup bagus. Hal ini tidak terlepas dari berbagai langkah kebijakan Bank Indonesia, bersama pemerintah maupun Otoritas Jasa Keuangan.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Sebut Ekonomi Makin Melemah: Amerika Kuat, China Terlilit Utang
Bank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Berkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya
Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaPenerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun
Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaProyeksi 2024, Ekonomi AS Masih Lebih Perkasa Dibandingkan China
AS dan China tengah terlibat dalam persaingan menjadi raksasa ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaPrabowo-Gibran Menang pilpres, Kadin: Kondisi Harus Tetap Stabil dan THR Cair Pekan Depan
Kondisi ini yang menjadi kunci utama stabilitas ekonomi menjelang pencairan THR
Baca SelengkapnyaBI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaKurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca Selengkapnya