Gubernur Bank Indonesia Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Minus 2,2 Persen di 2020
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi global negatif (-) 2,2 persen pada 2020.
Hal itu disampaikan oleh Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam pembacaan hasil rapat Dewan Gubernur (RDG) BI sevara virtual, Selasa (19/5).
Lanjutnya, Perry memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan kembali meningkat pada 2021 menjadi 5,2 persen, didorong dampak positif stimulus kebijakan yang ditempuh banyak negara. Di saat bersamaan, Ketidakpastian pasar keuangan global juga mulai mereda.
"Tekanan nilai tukar pada kondisi ini secara perlahan mendorong mulai berkurangnya intensitas aliran modal keluar dari negara berkembang, kemudian diikuti dengan menurunnya nilai tukar mata uang negara berkembang, termasuk Indonesia," jelasnya.
Sebelumnya, pandemi covid-19 juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi domestik, di mana pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2020 tercatat tumbuh 2,97 persen, melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 4,97 persen.
Dampak Dahsyat ke Ekonomi Dunia
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, virus corona telah membawa dampak besar bagi ekonomi dunia. Menurutnya, kerugian ekonomi global akibat wabah virus corona setara dengan gabungan ekonomi Jerman dan Jepang atau senilai USD 9 triliun.
"Jadi dalam hal ini tidak ada pertanyaan lagi apakah covid-19 ini memiliki dampak dahsyat ke ekonomi dunia. Sudah terbukti," tegas Sri Mulyani dalam rapat virtual bersama Komisi XI DPR RI, Kamis (30/4).
Dia menjelaskan, tekanan ekonomi yang dialami berbagai kawasan pusat ekonomi dunia merupakan yang terbesar sejak krisis ekonomi global. Bahkan, negara adidaya Amerika Serikat (AS) yang mengklaim angka pengangguran bertambah hingga 26 juta jiwa hanya dalam kurun waktu lima minggu terakhir. Selain itu, kinerja sektor retail juga anjlok -6,2 persen atau terendah sejak tahun 2009.
Hal serupa juga dialami Eropa, seperti Jerman yang merupakan negara ekonomi utama di benua biru mengalami pertumbuhan ekonomi terendah di kuartal pertama tahun ini seperti yang dilaporkan Business Confidence. Pun, Inggris dibuat tak berkutik setelah sektor retail karena mengalami kerugian hingga -5,8 persen atau rekor terburuk di negeri kekuasaan ratu Elizabeth.
"Seperti indeks PMI manufaktur dan jasa di Eropa mengalami kontraksi hingga dilevel terendah sejak 2009," imbuh dia.
Reporter: Pipit
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaEkonomi Global Masih Belum Stabil, Diprediksi Cuma Tumbuh 3,0 Persen
Dua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.
Baca SelengkapnyaJokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Prabowo Janjikan Pertumbuhkan Ekonomi 8 Persen Jika Jadi Presiden Selanjutnya
Untuk mencapai Indonesia emas tahun 2045, mulai tahun 2025 dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di angka 6 persen hingga 7 persen.
Baca SelengkapnyaDidorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024
penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaEkonomi Indonesia Diprediksi Meroket Usai Pemilu, Begini Data Bank Indonesia
Ekonomi Indonesia Diprediksi Meroket Usai Pemilu, Begini Data Bank Indonesia
Baca SelengkapnyaKinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lebih Baik Dibanding AS dan China
Artinya, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi dan angka inflasi relatif bagus dan rendah.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca Selengkapnya