GO-JEK vs Grab Bike, persaingan Indonesia-Malaysia
Merdeka.com - Bisnis jasa ojek kini tengah digandrungi oleh konsumen Indonesia. Khusus bagi warga Jakarta, jasa ini menjadi solusi keluar dari masalah kemacetan ibu kota.
Saat ini ada dua pemain besar dalam bisnis ojek di Tanah Air, GO-JEK dan Grab Bike. GO-JEK milik anak muda Indonesia, sementara, Grab Bike kepunyaan investor asal Malaysia.
Pendiri GO-JEK, Nadiem Makarim, mengklaim bisnisnya memiliki keunggulan karena faktor kedekatan sebagai sesama orang Indonesia.
"Kami sudah jelas jadi leader dibanding perusahaan dari Malaysia, Grab Bike. Malaysia itu hanya meniru kita dari jaket dan helm. Walaupun pendanaan besar, tapi kami adalah perusahaan anak bangsa," ujar Nadiem yang ditemui di kawasan SCBD, Jakarta, Selasa (30/6).
Dia yakin bisa mengalahkan perusahaan aplikasi asal Malaysia tersebut. Pasalnya, pemerintah pun mendukung adanya perusahaan GO-JEK. Nadiem mengatakan saat ini pihaknya digandeng oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menjadikan GO-JEK sebagai feeder TransJakarta.
Atas kerja sama itu, perusahaan GO-JEK akan membuat satu produk untuk penumpang TransJakarta. Nantinya aplikasi ini bernama GO-Busway.
Aplikasi ini akan melengkapi 4 layanan yang telah ada yakni Go-Food, Go-Shopping, Go-Courier dan Go-Jek sendiri.
"Kita akan luncurkan di dalam aplikasi kita untuk bisa membantu pengendara dan penumpang busway. Dari sisi scheduling dan mengecek kesiapan armada kemudian mencari GO-JEK agar lebih tepat waktu ke kantor. Ini bakal jadi produk di dalam aplikasi kita," kata Nadiem.
Nadiem menambahkan konsumen GO-JEK nanti juga akan diberikan asuransi untuk mendukung faktor kenyamanan dan keamanan. Asuransi tersebut diberikan kepada penumpang dan pengendara GO-JEK. Namun, dia enggan mengungkapkan jumlah dana yang dikeluarkan untuk fasilitas tersebut.
"Ada limitnya juga tapi jangan khawatir, itu sangat mencukupi. Yang penting keamanan penumpang dan pengendara jadi nomor satu buat kami," tegas dia.
Nadiem berharap layanannya ini dapat menggerakkan sektor lain untuk mendorong perekonomian. "Visi kita bukan hanya untuk ojek tetapi visi kita itu membuktikan aplikasi bisa mengentaskan ekonomi sehingga bisa berkembang secara eksponensial. Sistem ini adalah solusi yang bisa dikembangkan di sektor lain. Makanya kita harap pengusaha lain bisa masuk kesana seperti perikanan dan pertanian," pungkas dia.
Dia mencatat saat ini aplikasi GO-JEK telah diunduh hampir 700.000 orang di Indonesia.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebagai alternatif makanan yang diminati di Indonesia, gorengan sering dijadikan pilihan untuk takjil saat berbuka puasa.
Baca SelengkapnyaJokowi bakal menggelontorkan anggaran agar populasi produktif S2 dan S3 di Indonesia bisa meningkat drastis.
Baca SelengkapnyaJawabannya masih sama yaitu masih fokus mengurus perindustrian.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Padahal, banyak jenis usaha atau bisnis yang bisa dikembangkan karena memiliki sumber daya yang luar biasa.
Baca SelengkapnyaDalam kunjungannya Jokowi menemui 3.000 ibu-ibu nasabah Mekaar di GOR Dua Saudara, Kota Bitung, Sulawesi Utara.
Baca SelengkapnyaPeningkatan pekerja informal di era gig ekonomi menimbulkan kekhawatiran di masa depan, yaitu pekerja yang kurang terampil dalam teknologi.
Baca SelengkapnyaJokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaIndustri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaDia melihat masyarakat riang gembira berbondong-bondong ke TPS.
Baca Selengkapnya