Gita tak berdaya bendung sapi impor Australia
Merdeka.com - Terkuaknya kasus penyadapan telepon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono oleh Dinas Intelijen Australia empat tahun lalu, memicu kemarahan publik dan politikus. Banyak pihak mendesak pemerintah membuat kebijakan balasan.
Tak terkecuali presiden turut memunculkan wacana serupa. "Kita juga akan meninjau kembali sejumlah agenda kerja sama bilateral, akibat perlakuan Australia yang menyakitkan itu," kata Presiden melalui akun twitternya @SBYudhoyono.
Masalahnya, dari sisi perdagangan, Indonesia justru akan rugi bila bersikap reaktif misalnya dengan memboikot produk asal Negeri Kanguru tersebut. Terutama untuk komoditas daging sapi.
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengingatkan, Indonesia beberapa waktu ke depan masih bergantung pada pasokan daging sapi dari Australia.
"(Kalau boikot impor sapi) bisa-bisa enggak makan daging sapi. Kita tahun depan butuh sapi 4 juta ekor, peningkatan konsumsi setiap tahun 15 persen. Dari kebutuhan, kita hanya bisa menyediakan 1-2 juta ekor," ujarnya di sela-sela kunjungan ke kantor redaksi merdeka.com, Jakarta, Senin (19/11).
Gita memastikan, persoalan utama Indonesia dalam isu fluktuasi harga daging adalah pasokan sapi dari hulu. Karena tak mungkin semua ternak dipotong, maka dari 13 juta sapi hasil sensus nasional termutakhir, hanya 15 persen yang boleh disembelih. Artinya baru 2 juta ekor sapi bisa dipenuhi dari dalam negeri, sisanya terpaksa harus didatangkan asing. "Kalau produksi dalam negeri sesuai target, saya enggak perlu impor," tegasnya.
Ketergantungan ini semakin langgeng berkat putusan Mahkamah Konstitusi atas uji materi Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan. Beleid itu ditafsirkan MK sebagai kewajiban pemerintah menerapkan sistem basis negara dalam mendatangkan sapi impor.
Artinya, ketika sebuah negara salah satu areanya memiliki rekam jejak ternak belum bebas penyakit kuku dan mulut, maka sama sekali tak boleh ada aktivitas importasi.
Dengan demikian, pemerintah terkesan hanya boleh mengimpor sapi dari Australia, Kanada, dan Amerika Serikat. "UU itu diinterpretasikan seakan-akan kita hanya bisa impor dari Australia saja. Jadi enggak ada liberalisasi. Sebetulnya bisa datangkan dari Jepang, Amerika, Kanada, tapi ini kan negara mahal. Paling dekat Australia," kata Gita membeberkan.
Jika ingin biaya impor daging sapi lebih murah, Indonesia sebetulnya bisa berpaling ke India. Harga dagingnya cuma separuh dari Australia, membuat sapi India dilirik banyak negara, termasuk Malaysia.
Persoalannya, pemerintah wajib merevisi terlebih dulu putusan soal UU Peternakan tersebut. Sebab, India sebagian daerahnya belum dianggap bebas penyakit kuku dan mulut, sehingga memaksakan impor dari sana akan dianggap melanggar aturan.
"Jadi kita terbelenggu. Kalau saya larang importasi dari Australia, enggak apa-apa. Tapi kalau enggak ada alternatif dari negara lain, harga daging sapi bisa Rp 400.000 per kilo," ucap Gita yang mengaku turut mengutuk aksi penyadapan intel Australia terhadap beberapa pejabat Indonesia.
Lepas dari persoalan ketergantungan pada negara asal impor, harga daging sapi di pasaran sejauh ini masih bervariasi di kisaran Rp 95.000-85.000 per kilogram secara nasional. Sedangkan daging sapi beku, harga sekitar Rp 70.000 untuk pasar ritel modern.
Sapi asal Australia merupakan senjata andalan Kementerian Perdagangan menurunkan harga yang tak kunjung kembali ke level normal sejak akhir tahun lalu. Sampai awal November 2013, sudah direalisasikan impor 36.000 ekor sapi bakalan dari Negeri Kanguru.
Sejauh ini, baru 6.600 ekor yang telah masuk Rumah Potong Hewan (RPH). Hingga akhir tahun, pemerintah mengeluarkan izin impor buat mendatangkan 75.000 ekor sapi bakalan supaya harga bisa turun ke target Rp 75.000 per kilo.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia Bakal Impor 2.350 Ekor Sapi Asal Australia
Daging sapi di pasaran langka hingga sebabkan kenaikan harga, hal ini jadi biang keladinya.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Temui Panglima Angkatan Bersenjata Australia, Sosoknya Tak Sembarangan Pernah Terlibat Perang "Timor-Timur"
Panglima TNI bertemu Panglima AB Australia. Ternyata pernah terlibat di perang "Timor-Timur". Simak informasinya.
Baca SelengkapnyaJokowi Ajak ASEAN dan Australia Perkuat Kemitraan di Usia Emas 50 Tahun
Jokowi mendorong penguatan kerja sama ekonomi dengan memperkuat integrasi ekonomi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri
Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaAmerika, Inggris, hingga Australia Kompak Hentikan Pendanaan ke PBB, Ini Alasannya
Australia, Kanada, dan Finlandia juga menyatakan akan berhenti sementara dalam mendanai UNRWA.
Baca SelengkapnyaIndonesia Kembali Impor Beras di 2024, Jumlahnya 2 Juta Ton
Upaya Bulog untuk mendatangkan impor beras kali ini akan jauh lebih mudah dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaQ&A: Fakta dan Penjelasan Lengkap Aturan Pembatasan Barang dari Luar Negeri yang Diizinkan Masuk oleh Bea Cukai
Salah satu aturan tersebut memberikan kewenangan kepada Bea Cukai untuk melakukan penataan kembali kebijakan impor dengan menggeser pengawasan impor
Baca SelengkapnyaPemuda Indonesia Ungkap Alasan Mengejutkan Hijrah ke Australia, Gaji Selangit-Harga Mobil Cuma Rp20 Juta
Pria ini mengungkapkan banyak hal mengenai alasannya hingga tantangan tinggal di Negeri Kanguru.
Baca SelengkapnyaJokowi Tantang Timnas Indonesia Kalahkan Australia: Besok Menang, Kita Bicara Bonus
Timnas Indonesia akan menghadapi Australia di babak 16 Piala Asia
Baca Selengkapnya