Gita khawatir derasnya ponsel dan laptop impor masuk Indonesia
Merdeka.com - Tingkat konsumsi dalam negeri selama dua tahun terakhir berkontribusi 60 persen terhadap Produk Domestik Bruto. Artinya, konsumsi masih menjadi motor sekaligus mesin penggerak perekonomian nasional. Daya beli yang sangat tinggi itu kini ramai-ramai menjadi incaran produsen luar negeri.
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengaku, dalam kerja sama perdagangan internasional, salah satu sektor yang paling mengkhawatirkan adalah produk teknologi informasi (ICT).
Dari data yang dia dapatkan, konsumsi produk-produk teknologi, seperti ponsel, laptop, atau komputer tablet tahun ini sudah mencapai USD 30 miliar. Padahal konsumsi domestik keseluruhan USD 500 miliar, sehingga barang ICT menyerap 6 persen dari konsumsi nasional.
Produk ICT asal China tergantung dengan perekonomian Eropa dan Amerika. Lantaran pasar tradisional di Eropa dan Amerika sedang lesu, konsekuensinya produk-produk tersebut beralih membanjiri pasar Indonesia.
Bila tidak ditangkal, dia takut generasi mendatang bakal tergantung dengan barang buatan luar negeri, terutama barang impor dari China. "Ini harus ada penyikapan, kalau tidak bablas. Nanti anak-anak kita hanya akan bisa mengekspor kelapa sawit, CPO, bauksit. Lalu kita beli blackberry dan blueberry atau apapun dari luar negeri," ujarnya saat membuka temu alumni ITS di Jakarta Pusat, Sabtu (20/10).
Salah satu produk teknologi yang paling tinggi tingkat konsumsinya adalah telepon genggam. Kebanyakan datang dari China. "Saya memperkirakan impor handphone per tahun kita mencapai USD 20 miliar, padahal data resmi di bawah itu, jadi betapa luar biasanya ponsel membanjiri pasar kita," tegas Gita.
Menurutnya, salah satu strategi yang bisa dilakukan untuk menangkalnya adalah meningkatkan jumlah ilmuwan. Negara akan mengupayakan agar Indonesia bisa memproduksi barang ICT dalam negeri. "Kita harus berparadigma produksi dan tidak hanya berparadigma pedagang," tegasnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Turunnya impor non migas karena penurunan mesin peralatan mekanis dan bagiannya, plastik dan barang dari plastik serta kendaraan dan bagiannya.
Baca SelengkapnyaUntuk rinciannya, nilai impor mesin/peralatan mekanis mencapai USD 123,79 juta atau tumbuh 4,52 persen.
Baca SelengkapnyaAiman menjalani pemeriksaan selama 12 jam sebagai saksi kasus dugaan penyebaran berita bohong.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Keberadaan gudang ini diketahui setelah sebelumnya dilakukan penggerebeken terkait produksi pil koplo di Bekasi.
Baca SelengkapnyaSemua berawal dari melihat Cana (ikan gabus hias) sebagai salah satu ikan hias yang daya tahannya kuat dan memiliki banyak peminat.
Baca SelengkapnyaDaging sapi di pasaran langka hingga sebabkan kenaikan harga, hal ini jadi biang keladinya.
Baca SelengkapnyaAdapun, handphone tersebut akan dimasukan ke dalam daftar barang bukti.
Baca SelengkapnyaMasyarakat perbatasan di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat memilih belanja kebutuhan rumah tangga ke Malaysia dengan berjalan kaki.
Baca SelengkapnyaPenggemar game di Indonesia ditaksir mencapai 65 juta orang
Baca Selengkapnya