Genjot konsumsi biodiesel, pundi-pundi negara bakal bertambah
Merdeka.com - Pemerintah menyatakan aturan pemakaian 10 persen bahan bakar nabati (BBN) pada solar atau biasa dikenal biofuel/biodiesel dapat menggenjot pemasukan negara dari pajak. Pasalnya, perusahaan produsen sawit nasional bakal semakin kinclong kinerjanya.
Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, mengatakan penjualan sawit yang meningkat akan menambah pemasukan negara dari pajak penghasilan. "Perusahaan yang melakukan percampuran biodiesel maka pajak penghasilan sebesar 25 persen akan masuk ke pendapatan negara," ujarnya di Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Jumat (2/5).
Selain itu, lanjutnya, aturan ini juga akan menekan kinerja impor migas dan pengeluaran subsidi BBM Indonesia.
Penggunaan biodiesel, menurutnya, turut mendorong pertumbuhan industri otomotif. Diharapkan bergairahnya industri otomotif bermanfaat salah satunya meningkatkan ekspor Indonesia.
"Saya akan hitung jumlahnya dan akan memprediksi angka-angkanya, dan saya yakin 3-4 tahun ke depan industri otomotif akan menjadi primadona ekspor Indonesia," jelasnya.
Bertumbuhnya industri otomotif, tambah Lutfi, akan berjalan seiring dengan peningkatan besaran investasi. Melalui investasi diharapkan Indonesia akan menjadi pusat produksi, bukan hanya regional melainkan kelas dunia.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengakui mandatory biofuel yang ditetapkan pemerintah mengalami hambatan. Dirinya mengaku sedang mengupayakan agar biofuel dapat ditetapkan paling lambat 2014 ini.
"Sudah (berjalan) tapi kan masih tersendat. Maksudnya biar masif di 2013 kan kita sudah mulai, 2014 harus sudah firm, 2015 makin gede-gede. Itu targetnya, jadi harganya kita rapikan, biar produksi produsen biosolar, biofuelnya bergairah," ujar Jero usai menghadiri rapat terbatas Biofuel di Kantor Wakil Presiden.
Berdasarkan rapat tim lintas kementerian, PT Pertamina, dan para pengusaha sawit berhasil mencapai kesepakatan soal penggunaan biodiesel. Pada prinsipnya, ada tiga kesepakatan yang tercapai dalam rapat kali ini.
Pertama, pagu subsidi bahan bakar 2014 dipastikan tidak lewat. Kedua, kewajiban mencampur biodiesel dan solar 10 persen nasional dipenuhi. Ketiga, kontrak yang digunakan Pertamina-pengusaha sifatnya jangka panjang.
Tahun lalu, pemerintah telah mewajibkan penggunaan biodiesel sebesar 1,03 juta kiloliter. Hal itu merupakan paket kebijakan ekonomi buat mengurangi volume impor Bahan Bakar Minyak (BBM).
Tahun ini, penggunaan bahan bakar nabati yang dicampur dengan BBM ditargetkan meningkat jadi 4,01 juta kiloliter. Bila skenario ini tercapai, maka subsidi energi bisa dihemat Rp 4,6 triliun.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Biodiesel menjadi alternatif bahan bakar ramah lingkungan.
Baca SelengkapnyaAsalkan dirinya terpilih menjadi presiden periode 2045-2029, Prabowo berjanji akan membawa Indonesia swasembada energi.
Baca SelengkapnyaKebun sawit terbesar di dunia seluas 586 ribu Ha dan diharapkan menyentuh 708 ribu Ha dalam satu dasawarsa.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tantangan kedua, yaitu tidak jelasnya kepastian hukum dan kepastian berusaha.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengklaim rencana itu dapat terealisasi dengan memanfaatkan hasil produksi kelapa sawit yang jadi salah satu andalan Indonesia.
Baca SelengkapnyaPengembangan ini penting dilakukan mengingat Banten memiliki area pesisir pantai yang membutuhkan benih khusus.
Baca SelengkapnyaTarget bauran EBT sebesar 17-19 persen bisa tercapai jika negara konsisten menyuntik mati PLTU batu bara
Baca SelengkapnyaSaat ini buah kelapa menjadi komoditas yang potensial untuk dikembangkan menjadi bioavtur.
Baca SelengkapnyaPGN terbuka dan mendorong bagi semua sektor usaha untuk menggunakan gas bumi agar manfaatnya dapat dirasakan secara nyata bersama.
Baca Selengkapnya