Garuda minta harga bioavtur lebih murah
Merdeka.com - Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia meminta harga jual bioavtur tak membebani keuangan perusahaan. Dengan begitu, kebijakan mandatori penggunaan avtur yang dicampur Bahan Bakar Nabati (BBN) sebesar dua persen yang dikeluarkan pemerintah bakal disambut baik oleh perusahaan penerbangan nasional.
Direktur Operasional Garuda Indonesia Novijanto Herupratomo mengatakan, pihaknya mengonsumsi 1,8 miliar liter avtur per tahun. Pada 2016, saat pelaksanaan mandatori, konsumsi avtur diperkirakan meningkat menjadi 2 miliar per tahun. Itu termasuk 2 persen atau setara 40 juta liter BBN.
"Ini baru tahap uji coba, yang kami lihat bagaimana membuat lebih banyak, sehingga harganya bisa lebih murah," ujarnya di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Selasa (26/8).
Dia mengakui, penggunaan bioavtur tak membuat maskapai penerbangan hemat biaya operasional. Namun, penggunaan bioavtur dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim.
"Dalam konteks penghematan tidak, sama dengan avtur. Tetapi dalam konteks emisi gas buang berkurang hampir 50 persen, yang dibuang itu emisi belerang dan karbondioksida sehingga akan turun," papar dia.
Dalam kesempatan sama, Sekretaris Jenderal Kemenhub Santoso Edy Wibowo mengatakan, saat ini sebanyak 40 persen-50 persen biaya operasi maskapai dihabiskan untuk konsumsi energi.
"Upaya maksimal dalam mengurangi penggunaan konsumsi energi berbasis fosil secara signifikan berdampak pada penurunan emisi Gas Rumah Kaca," ungkapnya.
Menurutnya, penggunaan BBN sebagai bahan campuran avtur dapat mengurangi kebutuhan Indonesia akan bahan bakar fosil. Sekedar informasi, kebutuhan avtur diperkirakan bakal terus merangkak naik seiring peningkatan pertumbuhan penumpang pesawat.
"Hal itu kan akan berdampak pada peningkatan konsumsi avtur, yang selama ini diimpor untuk mendapatkannya. Dan juga berdampak pada kebutuhan bahan bakar transportasi udara," ujarnya. "Menyikapi kondisi BBM menipis perlu inisiatif pemanfaatan enegi selain migas."
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Harga Pangan di Jakarta Naik, Ternyata Ini Penyebabnya
Ada beberapa harga komoditas bahan pangan yang mengalami kenaikan antara lain, beras, telur ayam, daging ayam, dan gula pasir.
Baca SelengkapnyaDirut Bulog Bongkar Penyebab Masih Mahalnya Harga Beras
Sesuai data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Januari hingga Februari terjadi defisit ketersediaan beras dari petani sebesar 2,7 juta beras.
Baca SelengkapnyaBlusukan ke Pasar Induk Wonosobo, Ganjar Temukan Harga Bawang Putih Naik dan Ayam Turun
Ganjar berharap menjelang Natal dan Tahun Baru, harga bahan pangan akan stabil.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Beras di Singapura Ternyata Lebih Murah dari Indonesia, Mendagri Ungkap Penyebabnya
Singapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.
Baca Selengkapnya3 Jurus Jitu Ganjar Turunkan Harga Bahan Pokok
Dia yakin strategi ini bisa mempermudah kedaulatan pangan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaFOTO: Harga Beras Mulai Turun di Tengah Bulog Gencar Gelar Operasi Pasar di Bogor
Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebut bahwa harga beras di pasaran mulai turun.
Baca SelengkapnyaBlusukan ke Pasar Surabaya, Ganjar Paparkan Stategi 'Sat-Set' untuk Stabilkan Harga Pangan
Ganjar mengatakan dirinya dan Mahfud MD mempunyai komitmen untuk akan menstabilkan harga pangan.
Baca SelengkapnyaCukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca SelengkapnyaPengusaha Minuman Ringan Keluhkan Mahalnya Harga Gula Dunia
Gula merupakan bahan baku utama bagi industri minuman Indonesia. Sehingga, dengan naiknya harga gula dunia membuat pelaku usaha terbebani.
Baca Selengkapnya