Gara-Gara Corona, Konsumsi Premium Turun 33 Persen dan Solar 40 Persen
Merdeka.com - Pandemi virus corona berdampak nyata pada perekonomian Indonesia. Salah satunya bisa dilihat dari konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang terus mengalami penurunan mulai Januari, hingga terparah pada Mei 2020.
Kepala BPH Migas, Fanshurullah Asa mencatat, konsumsi solar mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Pada Mei 2020, konsumsi solar turun sekitar 40 persen atau setara 818.224 KL, dibandingkan realisasi Mei tahun lalu yakni 1.355.120 KL.
"Solar itu turun penjualannya 40 persen, minyak tanah 14 persen, premium turun 33 persen," kata Fanshurullah Asa dalam Webinar Dampak Covid-19 Terhadap Sektor BBM, Jumat (12/6).
Dia menjelaskan, konsumsi kerosene atau minyak tanah turun sekitar 14 persen pada Mei 2020, atau setara 39.261 KL, dibandingkan Mei tahun lalu sebanyak 45.435 KL.
Sementara untuk premium, realisasi pada Mei juga menurun sebesar 33 persen atau setara 697.560 KL, dibandingkan tahun lalu sebesar 1.041.416 KL.
"Ini juga untuk JBU, semua turun signifikan," kata Fanshurullah.
Lebih rinci, Fanshurullah memaparkan pada situasi PSBB, realisasi Bahan Bakar Minyak (BBM) BBM minus 12,5 persen, realisasi Jenis BBM Tertentu (JBT) minus 7,8 persen, realisasi Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) minus 15,3 persen, dan Jenis BBM Jenis BBM Umum (JBU) minus 13,4 persen.
Penjualan BBM Terendah Sepanjang Sejarah
Direktur Utama (Dirut) Pertamina, Nicke Widyawati, membeberkan dampak penyebaran Virus Corona terhadap bisnis perusahaan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Pada kesempatan tersebut, dia mengatakan, Covid-19 telah membuat konsumsi BBM menurun di seluruh Indonesia.
"Sebagai gambaran bagaimana penurunan demand. Kalau dari Maret itu adalah sekitar 16,78 persen. Dengan PSBB di DKI dan mungkin akan dilanjutkan daerah lain ini semakin tertekan," ujar Nicke Video Conference di Jakarta, Kamis (16/4).
Nicke mengatakan, data per hari ini, menunjukkan terdapat penurunan konsumsi sekitar 34,9 persen. "Hari ini sebagai laporan saja, secara nasional penurunan BBM itu sekitar 34,9 persen dibandingkan penjualan di Januari dan Februari," paparnya.
Dia melanjutkan, penurunan konsumsi utamanya terjadi di kota-kota besar. Penurunan tersebut terparah sepanjang sejarah Pertamina berdiri.
"Khususnya adalah kota-kota besar, di mana DKI itu menurun 59 persen, Bandung menurun 57 persen, Makassar 53 persen dan kota lainnya itu di atas 45 persen. Ini situasi yang belum pernah terjadi. Jadi ini sale terendah sepanjang sejarah Pertamina dan tentunya ini akan berdampak pada operasional kami dan keuangan Pertamina," jelasnya.
Reporter: Pipit Ika
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Target bauran EBT sebesar 17-19 persen bisa tercapai jika negara konsisten menyuntik mati PLTU batu bara
Baca SelengkapnyaPemerintah seharusnya mengevaluasi faktor penyebab kegagalan pencapaian target investasi energi terbarukan selama ini.
Baca SelengkapnyaDari 10 Kg beras yang diberikan oleh pemerintah, telah memenuhi sepertiga dari kebutuhan bulanan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
PHE hingga Juni 2023 mencatatkan produksi minyak sebesar 570 ribu barel per hari (MBOPD) dan produksi gas 2757 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Baca SelengkapnyaPertamina Patra Niaga kini mempersiapkan diri untuk memenuhi lonjakan konsumsi energi saat Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaGibran juga mendapat masukan dari para nelayan, yang mengeluhkan masalah penangkapan ikan terukur hingga solar.
Baca SelengkapnyaMengonsumsi buah ketika berbuka puasa dapat membantu mengembalikan cairan, energi, serta elektrolit tubuh yang hilang selama berpuasa.
Baca SelengkapnyaPenyaluran bansos beras kemasan 10 kg dihentikan sementara pada 8-14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaSejumlah wilayah sentra produksi kini telah memasuki musim panen raya.
Baca Selengkapnya