Ganti logo, Perumnas perkuat bisnis komersial
Merdeka.com - Perusahaan Umum Perumahan Nasional (Perumnas) dalam ulang tahun ke-40 menyatakan komitmen memperkuat aspek komersial dalam berbisnis. Hal itu ditandai dengan penyematan logo baru dari BUMN spesialis konstruksi perumahan murah ini.
Direktur Utama Perumnas Himawan Arief Sugoto menjelaskan pihaknya tidak ingin terus merugi dalam menjalankan usaha, hanya karena dibebani tanggung jawab sebagai penyedia rumah murah.
Fungsi sosial itu akan tetap berjalan, tapi dia berharap sebagai korporasi, Perumnas bisa menangguk untung lewat perumahan dan kawasan bisnis dari bendera Sentraland. Itu sebabnya, logo baru ini untuk memperkuat branding proyek komersial mereka.
"Logo baru ini menggambarkan era yang berubah. Bisa dibilang kita menjadi perusahaan hybrid. Kan enggak ada salahnya juga. Misalnya Bulog, kita tahu dia non-profit, tapi kan bisa punya anak usaha Bukopin," ujarnya dalam acara HUT ke-40 di Jakarta, Jumat (18/7).
Perumnas ingin meniru Lembaga Perumahan Singapura Housing & Development Board (HDB) yang bisa menjalankan tugas pembangunan bersubsidi, tapi tetap untung. Caranya, dengan mencari pemasukan lewat anak usaha mereka Surbana International Consultants Pte Ltd. Bisnis Surbana tak cuma membangun proyek komersial, tapi juga menjadi konsultan infrastruktur level internasional.
Untuk itu, Perumnas juga ingin memperkuat peran anak usahanya, yakni PT Propenas Griya Utama. Rencananya Propenas bakal melantai di bursa pada 2018. "Nah kita ingin seperti itu, dari pada beberapa segmen diserahkan ke swasta, lebih baik kita kelola," kata Himawan.
Perumnas beroperasi di delapan regional strategis di seluruh Indonesia. Beberapa proyek komersial yang digarap Propenas misalnya Sentraland Medan, Sumatera Utara seluas 123 hektar. Ada juga gabungan ruko dan apartemen Sentraland di kawasan Driyorejo, Surabaya barat, Jawa Timur.
Pada 2013, BUMN yang kerap merugi ini berhasil mencatat pendapatan kotor Rp 1,2 triliun. Laba bersih teraudit dari bisnis perumahan Perumnas mencapai Rp 94 miliar.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lama Tak Muncul di Publik, Ternyata Mantan Menteri BUMN Jadi Tukang Batu dan Gali Parit
Mantan orang nomor satu di BUMN kini alih profesi jadi tukang batu dan gali parit. Siapa sosoknya?
Baca SelengkapnyaJalankan Bisnis Bareng Sejak Kuliah, Pasutri Asal Malang Mengaku Rezekinya Mengalir Deras setelah Punya Anak
Saat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.
Baca SelengkapnyaDulu Bantu Jualan dan Pernah Diusir Pemilik Kontrakan, Tak Disangka Anak Pedagang Gorengan kini Kerja di Lembaga Terbesar Jepang
Simak cerita inspiratif anak pedagang gorengan yang sukses jadi peneliti di Jepang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Respons Agus Gumiwang Masuk Bursa Calon Ketum Golkar
Jawabannya masih sama yaitu masih fokus mengurus perindustrian.
Baca SelengkapnyaGus Yahya Imbau Pengurus Tidak Bawa Nama NU Saat Komentari Pilpres
Gus Yahya tidak melarang setiap pengurus NU mengutarakan pendapat pribadinya.
Baca SelengkapnyaGurita Bisnis Prajogo Pangestu, Konglomerat Indonesia yang Kehilangan Kekayaan Rp2 Miliar per Detik
Gurita Bisnis Konglomerat Indonesia yang Kehilangan Kekayaan Rp2 Miliar per Detik
Baca SelengkapnyaPria ini Kena Tipu Ratusan Juta Malah Tambah Sukses, Padahal Cuma Jualan Bawang Goreng
Sempat ditipu hingga ratusan juta, pengusaha bawang goreng satu ini justru makin sukses dengan penghasilan mencapai ratusan juta.
Baca SelengkapnyaAnak Usaha PTPN III Raih Ebitda Rp1,1 Triliun, Dirut Holding BUMN Perkebunan: Ini Masuk Catatan Sejarah
Melanjutkan transformasi PTPN Group, tahun 2023 merupakan tahun pertama SGN mengelola 36 pabrik gula yang semula berada di bawah pengelolaan PTPN gula.
Baca SelengkapnyaFenomena Baru, Banyak Pengusaha Indonesia Pilih Terjun ke Bisnis Kuliner Ketimbang Garap Sumber Daya Alam
Padahal, banyak jenis usaha atau bisnis yang bisa dikembangkan karena memiliki sumber daya yang luar biasa.
Baca Selengkapnya