Fintech Amartha Salurkan Pinjaman Rp 650 Miliar Hingga Desember 2018
Merdeka.com - PT Amartha Mikro Fintek (Amartha), salah satu pionir layanan fintech Peer-to-Peer (P2P) lending untuk usaha mikro, mencatat jumlah penyaluran pembiayaan pinjaman hingga per Desember 2018 mencapai sebesar Rp 650 miliar. Angka ini diklaim sudah mencapai target sampai akhir tahun.
"Penyaluran pembiayaan sampai saat ini sekitar Rp 650 miliar yang telah disalurkan. Itu sudah sesuai yang kita rencakan sampai akhir tahun. Jadi kita memang target tahun ini memang segitu," kata Vice President Amartha, Aria Widyanto saat ditemui di Jakarta, Kamis (6/12).
Dari jumlah tersebut, prusahaan yang konsisten membantu perempuan di pedesaan ini telah menyalurkan kepada 150 ribu pedagang kelas mikro di desa-desa. Kebanyakan pembiayaan disalurkan masih terpusat di Madura dan Pulau Jawa.
Melihat angka tersebut, pihaknya optimis penyaluran hingga akhir tahun akan bertambah. "Tahun ini mungkin kita bisa menjangkau sekitar 170 ribuan (orang) ya sampai akhir Desember dan kita on track lah sekarang sudah segitu lumayan," imbuhnya.
Amartha juga menargetkan pada tahun depan penyaluran pembiayaan bisa mencapai di kisaran 350 ribu orang. Selain itu, pihaknya juga akan berencana melebarkan sayap bisnisnya untuk di luar Jawa. "Dan dari sisi areanya selain Jawa juga akan sedikit di luar Jawa untuk pengembangan bisnis. Kita coba eksplor di luar Jawa misalnya di Sumatera, di Sulawesi untuk pengembangan bisnis kita," katanya.
Di sisi lain, persyaratan untuk melakukan pinjaman sendiri sebetulnya cukup mudah. Para pelaku usaha mikro, yang diutamakan ibu-ibu ini cukup menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) serta surat rekomendasi izin dari suami.
Kemudian setelah beberapa persyaratan itu diajukan, hanya butuh waktu 30 menit untuk kemudian dilakukan proses wawancara kepada pihak peminjam. Para pelaku usaha mikro ini pun nantinya juga akan dibekali beragam pelatihan.
"Kita ada kewajiban training dulu selama tiga hari tujuannya adalah agar ibu-ibu bisa mengelola keuangannya dengan baik. Karena kita tidak ingin mencairkan uang ke orang yang sekiranya tidak bisa memegang uang gitu. Mangkanya kita latih dulu mereka selama tiga hari itu wajib sebelum uang itu dicairkan jadi ada prosesnya," pungkasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemilu Satu Putaran Dinilai Berdampak Baik ke Investasi, Ini Alasannya
Pemilu 2024 akan diselenggarakan secara serentak pada Rabu, 14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaNaik 20 Persen, WOM Finance Raup Untung Rp236 Miliar Sepanjang 2023
Perusahaan mencatat peningkatan penyaluran pembiayaan baru hingga akhir Desember 2023 sebesar Rp5,8 triliun, atau meningkat 28 persen.
Baca SelengkapnyaTransaksi Digital Banking Meningkat Tajam, Kartu Kredit Justru Menurun
Nilai transaksi digital banking mencapai Rp5.163 triliun.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Finnet Indonesia Target 1 Miliar Transaksi di 2024, Naik 10 Persen Dibandingkan 2023
Finnet merupakan perusahaan penyedia layanan pembayaran secara elektronik (e-payment), dengan produk unggulannya FinPay yang diluncurkan sejak 2006 silam.
Baca SelengkapnyaTantangan dan Peluang saat Transaksi Keuangan Digital Meningkat
Hingga Desember 2023, transaksi QRIS mencapai Rp225 triliun
Baca SelengkapnyaKemenkeu Catat Aset Keuangan Syariah di Indonesia Tembus Rp2.452 Triliun
Kemenkeu Catat Aset Keuangan Syariah di Indonesia Tembus Rp2.452 triliun
Baca SelengkapnyaTak Hanya UMKM, Amar Bank Bakal Salurkan Kredit ke Sektor Korporasi dan Komersil
Amar Bank juga telah memiliki tim kerja yang berfokus untuk menggarap segmen korporasi dan komersil.
Baca SelengkapnyaPenerimaan Pajak 2023 Lampaui Target, Tembus Rp1.869 Triliun
Jika dilihat dalam perjalanannya, penerimaan pajak sempat mengalami penurunan yang signifikan yakni pada tahun 2020.
Baca SelengkapnyaLampaui Target, Realisasi Investasi Kaltim Tahun 2023 Capai 111,47 Persen
Target realisasi investasi di Kaltim tahun 2023 ditetapkan pencapaiannya sebesar Rp 64,5 triliun.
Baca Selengkapnya