Merdeka.com - Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas, Faisal Basri menuding PT Pertamina (Persero) bohong karena menutupi proses bisnis pembelian minyak yang dilakukan PT Pertamina Energy Trading Ltd (Petral).

Faisal menyindir penjelasan dari juru bicara Pertamina Ali Mundakir yang menyebut Petral membeli minyak langsung dari produsen. Padahal, kata dia, pada kenyataannya Petral membeli minyak dari perusahaan trading atau broker yakni Hin Leong Trading Ltd dan Kernel Oil. Faisal menyebut Hin Leong sebagai broker profesional. pihaknya merasa kecewa berat lantaran Pertamina sempat berbohong.

"Tapi, saya sungguh sangat kecewa dengan juru bicara Pertamina itu. Yang kita benci, kalau bohong. Jadi tolong kasih statement dan penjelasan yang jujur," kata Faisal di Jakarta, Kamis (4/12).

Meski begitu Faisal memahami alasan Pertamina menggunakan broker. Terlebih, Pertamina melalui Petral, memesan bensin premium RON 88 yang saat ini tidak lagi beredar di pasar.

Faisal menuding perusahaan trading pemenang tender mengolah minyak untuk menurunkan kualitas dari RON 92 menjadi RON 88. Setelah itu baru dikirim ke Indonesia.

"Ada trader yang merealisasikan kontrak-kontrak itu bukan national oil company. Seperti yang diklaim Pertamina dan Petral. Saya kasih data bill of leading-nya, ada invoice-nya," tegasnya.

Dalam pandangannya, mengubah RON 92 ke RON 88 merupakan kesalahan. "Masa barang bagus jadi barang jelek. Masa barang jelek jadi lebih mahal dari barang bagus karena ada pengolahan," jelasnya.