Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Emas Disarankan Tak Menjadi Portofolio Investasi Utama, Inilah Alasannya

Emas Disarankan Tak Menjadi Portofolio Investasi Utama, Inilah Alasannya emas . shutterstock

Merdeka.com - Saat ini semakin banyak instrumen investasi yang ditawarkan. Mulai dari reksadana hingga emas. Apalagi teknologi membuat berinvestasi kini semakin mudah.

Namun, CEO PT Sampoerna Gold Indonesia John Aryananda, mengingatkan berinvestasi di emas jangan menjadi portofolio investasi yang utama. Alasannya, harga emas biasanya naik di saat data ekonomi memburuk atau ketidakpastian global sedang tinggi-tingginya di suatu negara.

Sebaliknya, jika data ekonomi menunjukan perbaikan, portofolio investasi seperti saham, properti, dan depositolah yang dipastikan lebih untung jika dibandingkan dengan berinvestasi di komoditas emas.

"Untuk tujuan investasi, emas jangan dijadikan investasi portofolio yang utama. Emas jadi basis portofolio kalian akan tergerus. Meskipun emas menguntungkan kita, untuk jadi investasi utama, itu tidak sehat," ujarnya di Jakarta, Senin (11/11).

John menyarankan proporsi emas sekitar 30 persen dari total portofolio investasi. "Jadi 20-30 persen portofolio investasi di emas. Kalau ekonomi melaju, harga emas akan turun. Kalau portofolionya 70 persen, nanti akan anjlok investasinya," kata dia.

Adapun sebagai informasi, portofolio merupakan kumpulan investasi yang dimiliki oleh institusi ataupun perorangan. Itu bisa berupa properti, deposito, saham, emas, obligasi, atau instrumen lainnya.

Mengenal Risiko dan Imbal Hasil dari Investasi Emas dan Deposito

Perencana keuangan Prita Hapsari Ghozie sebetulnya tidak bisa membandingkan produk-produk investasi satu sama lain. Sebab, masing-masing punya karakter tersendiri yang berbeda dengan produk investasi lain. Misalnya, investasi emas dan deposito. Kedua jenis investasi tersebut tidak bisa dibandingkan mana yang lebih baik.

"Jadi saat kita berinvestasi prinsipnya pasti ada risiko. Tidak mungkin investasi tidak ada risiko. Risiko yang kita kenal ada risiko likuiditas, risiko gagal bayar, dan risiko fluktuasi," ungkap dia, saat ditemui, di Jakarta, Rabu (18/9).

Alasan pertama, sebab keduanya memiliki jenis risiko yang berbeda. Investasi emas memiliki risiko fluktuasi harga. Sementara investasi di deposito memiliki risiko likuiditas dan gagal bayar.

"Deposito dan emas itu punya risiko yang berbeda. Deposito risikonya likuiditas dan gagal bayar. Kalau banknya collapse, duit kita tidak balik. Emas itu agak beda, karena risikonya fluktuasi harga. Tapi pada saat dia pegang fisik emasnya, maka itu menjadi milik dia. Dia tidak tergantung pada pihak ketiga," ujar dia.

Alasan kedua, terkait dengan return atau imbal hasil yang didapatkan dari dua jenis investasi tersebut. Imbal hasil yang berbeda membuat investasi emas dan deposito tidak dapat dibandingkan satu sama lain.

"Itu beda sekali. Tidak bisa. Karena deposito memberikan keuntungan dalam bentuk penghasilan tiap bulan. Kalau emas itu dia memberi keuntungan dari selisih harga beli dengan harga jual. Itu saja sudah lain sekali," tandasnya.

Reporter: Bawono Yadika Tulus

Sumber: Liputan6

(mdk/bim)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Investasi Properti Susah Dijual, Masyarakat Indonesia Masih Pilih Simpan Emas

Investasi Properti Susah Dijual, Masyarakat Indonesia Masih Pilih Simpan Emas

Banyak masyarakat Indonesia yang memilih berinvestasi pada emas di tengah gempuran beragam pilihan investasi lain.

Baca Selengkapnya
Investasi yang Paling Cocok Untuk Pelaku Usaha Ultra Mikro

Investasi yang Paling Cocok Untuk Pelaku Usaha Ultra Mikro

Risiko investasi emas terbilang minim. Memilih emas sebagai investasi menjadi solusi terbaik untuk pemula.

Baca Selengkapnya
Kapolri Tekankan Persatuan Kesatuan Modal Utama Wujudkan Indonesia Emas 2045

Kapolri Tekankan Persatuan Kesatuan Modal Utama Wujudkan Indonesia Emas 2045

Meski dalam Pemilu terjadi perbedaan pendapat, persatuan dan kesatuan merupakan nilai yang harus terus dijaga.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Investasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024

Investasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024

Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.

Baca Selengkapnya
5 Macam Reksa Dana yang Menarik Dipilih Sebagai Instrumen Investasi Alternatif

5 Macam Reksa Dana yang Menarik Dipilih Sebagai Instrumen Investasi Alternatif

Anda bisa menginvestasikan dana yang dimiliki dalam bentuk saham, obligasi dan pasar uang.

Baca Selengkapnya
Harga Emas Menguat akibat Keputusan Suku Bunga The Fed: Dampak Investor

Harga Emas Menguat akibat Keputusan Suku Bunga The Fed: Dampak Investor

Investor terus mencermati pernyataan hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang disampaikan pada Rabu (20/3).

Baca Selengkapnya
Wamen BUMN Minta Emak-Emak PNM Mekaar Nabung Emas, Ini Alasannya

Wamen BUMN Minta Emak-Emak PNM Mekaar Nabung Emas, Ini Alasannya

TIko menyebut ada banyak manfaat yang didapat jika pelaku usaha menabung emas.

Baca Selengkapnya
Begini Pentingnya Edukasi Sebelum Terjun ke Investasi Emas dan Forex

Begini Pentingnya Edukasi Sebelum Terjun ke Investasi Emas dan Forex

Ini merupakan salah satu bentuk upaya untuk mewujudkan pemahaman nasabah dan mendukung agar selalu aman, nyaman, dan cuan saat trading.

Baca Selengkapnya
Prabowo Janjikan Pertumbuhkan Ekonomi 8 Persen Jika Jadi Presiden Selanjutnya

Prabowo Janjikan Pertumbuhkan Ekonomi 8 Persen Jika Jadi Presiden Selanjutnya

Untuk mencapai Indonesia emas tahun 2045, mulai tahun 2025 dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di angka 6 persen hingga 7 persen.

Baca Selengkapnya