Merdeka.com - Musim kemarau akibat El Nino yang diperkirakan berlangsung hingga akhir tahun dinilai berpotensi menimbulkan penyalahgunaan elpiji 3 kilogram. Elpiji subsidi seharusnya digunakan warga miskin dan usaha kecil untuk memasak itu bisa dimanfaatkan petani dan petambak ikan untuk menggerakkan mesin penyedot air.

Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) Sofyano Zakaria mengungkapkan jika hal itu terjadi maka bakal terjadi terjadi kelangkaan elpiji subsidi.

"‎Sangat mungkin terjadi kelangkaan dibeberapa tempat tertentu. Harusnya ini segera diantisipasi oleh pemerintah," ujarnya dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (7/8).

Di sisi lain, pemerintah menambah pasokan elpiji hingga melebihi kuota yang ditetapkan dalam APBN. Ini dinilai dapat menimbulkan masalah dengan DPR-RI.

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) saat melakukan audit terhadap subsidi elpiji tidak bisa menerima kebijakan tersebut. Sebab ini bertentangan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 104 tahun 2007 dan atau Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 26 tahun 2009.

"Sangat mungkin terjadi Pertamina akan dipersalahkan oleh BPK dan kelebihan pasokan di atas kuota yang ditetapkan akan menjadi bebean Pertamina," terangnya.

Sofyano menyarankan, pemerintah untuk‎ merevisi Perpres dan Permen ESDM yang mengatur penggunaan elpiji 3 kilogram. Dan menambahkan pasal tambahan yang mengatur hal-hal khusus, seperti terjadi kekeringan yang menyebabkan masyarakat menggunakan gas bersubsidi ini sebagai bahan bakar mesin pertanian dan perikanan.