Ekspor Produk UMKM Indonesia Tertinggal Dibanding Malaysia dan Thailand
Merdeka.com - Wakil Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto mencatat ekspor produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia masih stagnan di angka 15 persen. Angka ini masih tertinggal dibandingkan dengan Malaysia dan Thailand.
"Indonesia masih tertinggal dibandingkan Malaysia dan Thailand. Sekitar 15 persen porsi UMKM untuk ekspor, itu Malaysia sudah mendekati 20 persen. Sementara Thailand sudah mendekati angka 30 persen," ujar Eko dalam diskusi daring, Senin (10/5).
Hal yang membuat Indonesia tertinggal dibandingkan dua negara ASEAN lainnya adalah, kemampuan dan kemauan negara untuk membangun UMKM. Misalnya, Malaysia memberikan pembinaan dan pembiayaan secara intensif.
"Jadi kita jauh tertinggal, jadi saya tertarik melihat seperti apa Thailand dan Malaysia dalam membangun UMKM begitu. Ya salah satunya kalau Malaysia membangun ekosistem untuk UMKM," jelasnya.
"Jadi (Malaysia) baik dalam level pembiayaan dan pembinaan, itu juga dilakukan secara intensif. Sehingga wajar kemudian mereka mampu naik kelas dan ekspansi bisnisnya hingga sampai ke ranah ekspor," sambungnya.
Aspek kredit pun menjadi instrumen lain dari pengembangan UMKM Malaysia yang mencapai level 50 persen. Persentase tersebut, naik signifikan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Kondisi Indonesia
Sementara, Indonesia hingga kini masih berada di level 19 hingga 20 persen. Padahal dukungan pembiayaan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja UMKM dalam mendorong kinerja usahanya.
"Kalau kita lihat, ini spesifikasi dari sisi kredit nya dan dukungan pembiayaan. Dukungan pembiayaan di Indonesia sangat flat, ini sekitar 19 persen hingga 20 persen. Dari tahun ke tahun segitu gitu saja gak naik naik, sehingga harus ada terobosan kalau tidak ini sangat tertinggal," jelasnya Eko.
Dengan demikian, upaya transformasi Kementerian BUMN menghadirkan Holding Ultra Mikro dinilai langkah tepat untuk membuat roda UMKM bergeliat. Holding tersebut merupakan sinergi antara PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menko Airlangga: Indonesia Masuk Negara Menengah Atas, Pendapatan per Kapita Capai USD 5.400
Salah satu faktornya adalah kinerja ekspor sepanjang tahun 2023 mampu menembus USD 258,82 miliar.
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lebih Baik Dibanding AS dan China
Artinya, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi dan angka inflasi relatif bagus dan rendah.
Baca SelengkapnyaTargetkan Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen, Ganjar Tak Hanya Andalkan BUMN
Ganjar yakin pertumbuhan ekonomi akan didominasi oleh sektor UMKM.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Indeks Pembangunan Manusia Indonesia 2023-2024 Meningkat, Bertengger di Urutan ke-112
Indeks Pembangunan Manusia Indonesia naik peringkat dari urutan 114 ke 112
Baca SelengkapnyaTernyata, Indonesia Banyak Impor Mesin Sepanjang Januari 2024
Untuk rinciannya, nilai impor mesin/peralatan mekanis mencapai USD 123,79 juta atau tumbuh 4,52 persen.
Baca SelengkapnyaUMKM Otomotif Bakal Dikasih Modal Rp2 Triliun untuk Rakit Komponen Mobil Listrik
Dengan pendanaan itu, UMKM otomotif nantinya bisa dipertemukan dengan pelaku industri kendaraan listrik.
Baca Selengkapnya26 UMKM Binaan BUMN Semen Pamer Produk di Perayaan Natal BUMN, Ini Daftarnya
Erick Thohir menyebut, pelaku UMKM di Indonesia sangat membutuhkan pendampingan untuk mengembangkan usahanya.
Baca SelengkapnyaPenjualan Rokok Eceran Bakal Dilarang, Pemilik Warung Kelontong: Omzet Kami Turun Drastis
UMKM di Indonesia baru saja bangkit dari pandemi dan memiliki peran penting dalam perekonominan nasional.
Baca SelengkapnyaMelihat Produksi Kerajinan Aksesoris Pengantin di Bantul, Omzet Mencapai Puluhan Juta Rupiah Per Bulan
Usaha yang telah dirintis sejak tahun 2009 lalu kini berkembang dan bisa mempekerjakan 10 orang karyawan
Baca Selengkapnya