Ekonomi Minus 5,32 Persen, Sektor Transportasi Terkontraksi Paling Dalam
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 minus 5,32 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Angka ini jauh di atas prediksi pemerintah yang ada di kisaran minus 4 persen.
Kepala BPS, Suhariyanto menjelaskan, menurut lapangan usaha, sektor transportasi dan pergudangan mengalami kontraksi paling dalam yaitu minus 30,48 persen.
"Di sana bisa dilihat bahwa kontraksi paling dalam terjadi di sektor transportasi dan pergudangan, di mana terjadi kontraksi 30,48 persen," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Rabu (5/8).
Karena mengalami kontraksi yang cukup dalam, sumbangan sektor transportasi dan pergudangan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) turun menjadi 3,57 persen (kuartal II 2020) dari 5,57 persen (kuartal II 2019).
Suhariyanto menjelaskan, dari 17 sektor, hanya ada 7 sektor yang masih tumbuh meskipun melambat, kecuali untuk sektor Informasi dan Komunikasi (Infokom).
Sektor Infokom
Pada masa pandemi ini, sektor Infokom tumbuh signifikan sebesar 10,88 persen. Ini terjadi karena selama pandemi terjadi peningkatan belanja iklan televisi dan media digital, peningkatan traffic data penggunaan internet dan peningkatan jumlah pelanggan penyedia jasa internet.
Lanjut Suhariyanto, terdapat 5 sektor yang mempengaruhi struktur PDB Indonesia, yaitu sektor perdagangan yang mengalami minus 7,57 persen, sektor industri yang minus 6,19 persen, sektor konsumsi minus 5,39 persen, dan sektor pertambangan minus 2,72 persen.
"Sementara, hanya 1 yang tumbuh positif yaitu sektor pertanian (tumbuh 2,19 persen), sementara 4 sektor besar lainnya negatif," jelasnya.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Turunnya harga tiket transportasi udara membuat sektor ini mengalami deflasi.
Baca SelengkapnyaJawabannya masih sama yaitu masih fokus mengurus perindustrian.
Baca SelengkapnyaIndustri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Alhasil, pemulihan ekonomi telah menunjukkan perbaikan yang signifikan ke arah yang lebih baik
Baca SelengkapnyaSalah satu penyebab tingginya biaya logistik nasional karena belum ada konektivitas antara pelabuhan dengan perusahaan logistik.
Baca SelengkapnyaProyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen itu didorong oleh penyelenggaraan pemilu secara serentak 2024.
Baca SelengkapnyaMayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaKabupaten Penajam Paser Utara menjadi salah satu contoh perkembangan yang sangat cepat di bidang ekonomi salah satunya UMKM.
Baca Selengkapnya