Ekonomi masih lesu, industri tekstil teriak bisnis turun 80 persen
Merdeka.com - Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ade Sudrajat menyebut bisnis industri tekstil nasional kini sedang anjlok 80 persen. Ini disebabkan karena menurunnya daya beli masyarakat akibat pelemahan ekonomi.
"Permintaan merosot dari periode Oktober 2014 hingga Juni 2015," ujar Ade kepada wartawan di Gedung Sucofindo, Jakarta Selatan, Selasa (28/7).
Menurut Ade, saat ini konsumen lebih mengutamakan pembelian kebutuhan bahan pokok dari pada pakaian. "Buyer saat ini sedang turun. Pasar masih kecil. Karena daya beli masyarakat lebih condong ke sembako," tambahnya.
Melemahnya perekonomian menurut Ade karena kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi beberapa waktu lalu. "BBM ini sudah 45 tahun jadi benchmark kenaikan harga," ungkapnya.
Selain itu, perubahan nomenklatur kementerian pada pemerintahan Presiden Joko Widodo yang menyebabkan minimnya serapan anggaran juga turut menjadi penyebab turunnya daya beli.
Untuk itu, lanjut Ade, pihaknya mendorong pemerintah agar segera mengejar penyerapan anggaran, terutama dalam membangun infrastruktur.
"Infrastruktur ini harus dibangun. Supaya logistik mumpuni. Ini bisa menciptakan lapangan pekerjaan. Banyak pekerja, daya beli pasti akan naik," tutupnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
600 Perusahaan Tekstil dari 16 Negara Kumpul di Jakarta, Beberkan Tips Peluang Bisnis di Bidang Fesyen
Selain produsen teknologi dan mesin, Indo Intertex juga menjadi ajang kumpul para fesyen designer dan brand-brand fesyen ternama di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaDidorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024
penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jalankan Bisnis Bareng Sejak Kuliah, Pasutri Asal Malang Mengaku Rezekinya Mengalir Deras setelah Punya Anak
Saat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.
Baca SelengkapnyaFenomena Baru, Banyak Pengusaha Indonesia Pilih Terjun ke Bisnis Kuliner Ketimbang Garap Sumber Daya Alam
Padahal, banyak jenis usaha atau bisnis yang bisa dikembangkan karena memiliki sumber daya yang luar biasa.
Baca SelengkapnyaCukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca SelengkapnyaMendag Zulhas Pantau Pasar Tanah Abang: Masih Pagi Sudah Ramai, Geliat Ekonomi Kita Pulih
Menteri Zulhas mengaku senang aktivitas perdagangan di pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara tersebut kembali ramai.
Baca SelengkapnyaPemerintah Sentil Industri Minuman Masih Kecanduan Bahan Baku Impor, Pengusaha: Harganya Lebih Murah
Khusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.
Baca SelengkapnyaPLTU Ini Ganti Bahan Bakar Batu Bara dengan Sampah dan Limbah Uang Kertas, Emisi CO2 Langsung Turun 555.000 Ton
Masyarakat bisa berperan dalam menyediakan bahan baku biomassa, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan.
Baca Selengkapnya