Ekonomi Indonesia di Kuartal II Diperkirakan Tumbuh Negatif
Merdeka.com - Direktur Utama Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia, Mirza Adityaswara memperkirakan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2020 akan berpotensi negatif. Sebab, pada kuartal ini nyaris tidak ada kegiatan perekonomian sama sekali akibat pemberlakuan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran covid-19.
"Kalau kita lihat begitu, pada kuartal II ini bisa negatif, karena kuartal II itu bisa dibilang tidak ada aktivitas, sedikit sekali aktivitas sektor riil karena ada PSBB di berbagai kota, termasuk di Jakarta," ujarnya dalam webinar LPPI, Selasa (19/5).
"Misalnya saja sektor industri di kuartal I itu hanya tumbuh 2,06 persen. Itu kuartal I, kuartal II ini bisa saja menjadi negatif," imbuhnya.
Sementara sektor perdagangan di kuartal I-2020 hanya tumbuh 1,6 persen. Padahal, menurutnya sektor perdagangan menyumbang 14 persen dari ekonomi Indonesia. Kemudian sektor konstruksi hanya tumbuh 2,9 persen.
Lainnya, pertambangan tumbuh 0,43 persen, transportasi dan pergudangan 1,27 persen, jasa keuangan dan asuransi 10,67 persen, informasi dan komunikasi 9,81 persen, administrasi pemerintahan 3,26 persen, jasa pendidikan 5,89 persen, real estate 3,83 persen, akomodasi dan makan minum 1,95 persen, jasa lainnya 7,09 persen, jasa perusahaan 5,39 persen, jasa kesehatan dan kegiatan sosial 10,39 persen, pengadaan listrik dan gas 3,85 persen, pengadaan air 4,56 persen.
Skenario Terburuk Pemerintah
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal berada di kisaran 2,3 persen, bahkan skenario terburuknya bisa menyentuh negatif 0,4 persen. Ini bisa terjadi jika pandemi virus corona terus berlangsung dalam jangka panjang, sehingga menghantam pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Kami, Bank Indonesia, LPS, OJK memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia turun 2,3 persen bahkan bisa negatif 0,4 persen," kata menteri Sri Mulyani dalam video conference di Jakarta, Rabu (1/4).
Dia menjelaskan, penyebaran virus corona yang masif di Indonesia membuat penurunan pada kegiatan ekonomi. Itu terjadi pada berbagai sektor lembaga keuangan di Indonesia seperti perbankan hingga konsumsi rumah tangga yang menurun.
Reporter: Pipit Ika Ramadhani
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Persiapan pemilu juga ikut memengaruhi pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2023.
Baca SelengkapnyaIndustri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaDi sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kendati begitu, Perry mengakui kinerja ekspor barang belum kuat dipengaruhi oleh menurunnya ekspor komoditas.
Baca SelengkapnyaIndef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.
Baca SelengkapnyaPadahal, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia lebih baik dari proyeksi semula.
Baca SelengkapnyaDia berharap agar penerus kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mampu mempertahankan stabilitas ekonomi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaPasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca Selengkapnya