DPK per September Tumbuh Positif, LPS Klaim Sistem Keuangan di Tanah Air Membaik
Merdeka.com - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa, memastikan bahwa sistem keuangan Indonesia telah membaik. Hal ini dapat terlihat dari periode Mei-September 2020 terjadi pertumbuhan simpanan atau Dana Pihak Ketiga (DPK) di perbankan berada pada tren positif.
"Berdasarkan data yang kami miliki, pertumbuhan simpanan nasabah pada seluruh bank telah menunjukkan tren yang positif. Dari Maret-Juli 2020, bank BUKU I DPK (Dana Pihak Ketiga) mengalami pertumbuhan negatif dibanding dengan Desember 2019. Artinya nasabah yang tadinya menyimpan uang di bank BUKU I berpindah ke bank-bank besar," ungkapnya dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, di Jakarta, Kamis (12/11).
Dia mengatakan, dengan kebijakan moneter yang baik, DPK Agustus 2020 sudah mulai membaik dan bahkan di September 2020 posisinya sudah di atas 100. Artinya kondisi DPK bank BUKU I sudah lebih baik dibandingkan akhir 2019 lalu.
Perlu diketahui, jumlah perbankan yang terdaftar dalam program penjaminan LPS per September 2020 sudah mencapai 1.786 bank. Jumlah tersebut terdiri dari 110 bank umum dan 1.676 bank perkreditan rakyat (BPR).
Adapun jumlah pendapatan yang diperoleh LPS dari premi penjaminan hingga 16 Oktober 2020 telah mencapai Rp12,6 triliun yang masing-masing berasal dari bank umum sebesar Rp12,43 triliun dan BPR Rp236 miliar.
"Per september 2020, jumlah rekening yang dijamin LPS adalah 99,91 persen dari total rekening atau setara dengan 335.311.847 rekening. Sementara itu, total nominal simpanan per September 2020 mencapai Rp6.721 triliun, naik 10,6 persen secara ytd. Sedangkan total rekening simpanan per September 2020 mencapai 335,6 juta atau naik 11,2 persen ytd," ungkap Purbaya.
Hal ini menunjukkan bahwa perbankan di Tanah Air kini sudah semakin stabil. Jika dilihat dari keadaan ini, perbankan saat ini harusnya sudah siap memberikan kredit yang lebih besar lagi. "Artinya prospek ekonomi ke depan jauh lebih baik. Bisa dibilang titik terendah dari perbankan kita untuk likuiditas sudah lewat," ujarnya.
Selanjutnya
Sementara itu, lanjut Purbaya, untuk pergerakan suku bunga simpanan baik Rupiah maupun valas, masih menunjukkan tren penurunan sejalan dengan arah suku bunga kebijakan moneter dan likuidutas perbankan. Hasil pemantauan LPS terhadap suku bunga simpanan menunjukkan bahwa suku bunga masih dalam tren negatif kendati langkah pemangkasan suku bunga acuan yang dilakukan oleh BI telah berakhir sejak Juli 2020.
"Bahkan khusus untuk Rupiah, ruang penurunan suku bunga pasar cukup terbuka dibandingkan dengan suku bunga valuta asing," tutur Purbaya.
Berdasarkan pemantauan LPS hingga 6 November 2020, suku bunga maksimum dan avarage sepanjang 2020 untuk simpanan dalam rupiah terpantau masih turun masing-masing sebesar 105 bps dan 95 bps ke level 5,71% dan 4,88 persen.
Sementara itu, untuk periode yang sama, suku bunga simpanan valas maksimum dan avarege mengalami penurunan 55 bps dan 42 bps ke level 0,98 persen dan 0,74 persen.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca SelengkapnyaPer Februari 2024 aset industri Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) mencapai Rp 1.130,05 triliun atau naik 2,08 persen secara tahunan (yoy).
Baca SelengkapnyaData LPS mencatat, pada 2023 lalu pertumbuhan tabungan orang kaya 14-15 persen, namun di tahun ini hanya 3,51 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Optimistis tersebut juga ditopang dengan dukungan dari sisi permodalan bank yang kuat.
Baca SelengkapnyaMayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaDengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaPDIP juga meminta isu pemakzulan terhadap Jokowi ini bisa segera direspons agar tak menimbulkan gerakan yang lebih besar lagi.
Baca SelengkapnyaFokus sidang kode etik bukan berapa besaran uang diterima para pihak yang terlibat, melainkan soal integritas sebagai pegawai KPK.
Baca SelengkapnyaProduk dan layanan Bank DKI akan terus diperluas seiring dengan visi Bank DKI untuk mendukung pertumbuhan Jakarta.
Baca Selengkapnya