Merdeka.com - Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Fuad Rahmany mengatakan Indonesia sudah menyerupai surga pajak (tax haven). Sebab, banyak warga dan perusahaan yang belum memenuhi kewajiban pajaknya dan dibiarkan saja.

Wajib pajak badan yang memenuhi kewajibannya hanya 502.000, tak sampai 10 persen dari 12 juta perusahaan terdaftar di Tanah Air. Sedangkan perorangan baru 25 juta orang yang membayar pajak.

Fuad mengatakan, kondisi itu menggambarkan banyak warga menikmati fasilitas negara gratis tanpa ikut iuran.

"Benar-benar banyak di negeri kita yang belum bayar pajak, berarti seperti penumpang gratis. Negara ini seperti tax haven," ungkapnya selepas membuka Seminar Pemeriksaan Pajak Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) di Jakarta, Senin (23/9).

Dia menyesalkan masih banyaknya anggapan masyarakat yang tidak mau membayar pajak, ketika sudah merasakan manfaatnya misalnya pembangunan jalan. Bahkan banyak yang menolak bayar pajak karena kondisi fasilitas umum di daerahnya tidak memuaskan.

"Pajak itu tidak langsung, jawabannya, jalan berlubang karena you belum bayar pajak, jangan dibalik dong. Akhirnya ini, masih ada 40 juta wajib pajak perorangan belum bayar pajak, artinya ada potensi Rp 400 triliun yang enggak masuk ke kas negara," cetusnya.

Dengan kondisi yang ada sekarang, dia memperkirakan pendapatan dari pajak bisa mencapai Rp 1.180 triliun. Untuk jangka pendek, Ditjen Pajak berharap jumlah wajib pajak perorangan bisa bertambah 20 juta orang, dan memenuhi kewajibannya.

Target penerimaan sulit ditentukan pemerintah sebab sistem pajak di Indonesia menerapkan pola pelaporan mandiri.

"Kalau realistis paling tidak bisa dapat 20 juta wajib pajak lagi bayar pajak, potensi dapat Rp 1.000 triliun lagi, tapi kan beda-beda, ada yang bayar Rp 10 juta, ada yang bayar Rp 1 miliar. Itu hitungan-hitungan kasar, kan kita enggak tahu persis," kata Fuad.