Dikritik harga avtur mahal, Pertamina membela diri

Merdeka.com - Sejumlah maskapai penerbangan mengeluhkan mahalnya harga bahan bakar avtur. Bahkan, salah satu maskapai, Garuda Indonesia minta diperbolehkan membeli avtur selain dari PT Pertamina, atau dari negara lain.

PT Pertamina tidak ingin disalahkan atas mahalnya harga avtur. Pertamina menuturkan, penyebab tingginya harga avtur tidak lepas dari kebijakan yang diterapkan di dalam negeri.

Vice Presiden Corporate Communication Ali Mundakir menyebutkan, harga avtur di Changi Airport, Singapura lebih murah karena pemerintah Singapura memberikan kebijakan bebas pungutan.

"Avtur itu terkait pricing policy suatu negara, kalau di Changi iya, tapi kalau di private airport lebih mahal," ujar Ali kepada wartawan di Jakarta, Senin (6/10).

Ali mengaku, pihaknya harus melayani permintaan avtur di 62 bandara di seluruh Indonesia. "Pertamina melayani 62 bandara di seluruh Indonesia jadi hal ini tidak bisa dibandingkan," ungkapnya.

Terkait dengan pemanggilan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) kepada Pertamina atas harga avtur yang lebih mahal. Pihaknya mengaku sudah menjelaskan detailnya. "Sudah kita sampaikan seluruh harga ke KPPU," ucapnya.

Masih terkait perbedaan harga bahan bakar dan kebijakan di negara masing-masing, Ali justru membandingkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax yang justru lebih murah di Indonesia dibanding Negeri Singa.Perbedaan harga, kata Ali, disebabkan kebijakan harga yang diterapkan di negara masing-masing.

"Lalu Pertamax di Indonesia murah kalau di Singapura Rp 22.000 per liter," ungkap Ali.