Dihantam Covid-19, Industri Penerbangan Diprediksi Pulih Paling Lama
Merdeka.com - Industri penerbangan menjadi salah satu dari sekian lini bisnis yang diprediksi mengalami pemulihan yang lebih lama setelah pandemi Corona mereda, dibandingkan sektor lainnya.
Direktur Utama PT Angkasa Pura I (AP I), Faik Fahmi menyatakan, Survei McKinsey & Company menyebutkan sektor penerbangan akan mengalami pemulihan dengan skenario paling optimis pada kuartal IV 2020.
"Industri penerbangan ini termasuk yang akan lama pulihnya, secara optimis akan pulih di kuartal IV 2020. Atau pesimisnya di awal 2021. Itu survei McKinsey," kata Faik Fahmi dalam diskusi virtual, Selasa (12/5).
Faik juga menyebutkan, kemungkinan lanjutan krisis akibat pandemi Corona ini ke tahap yang lebih parah, yaitu resesi global. Hal itu dikarenakan krisis saat ini berbeda dengan krisis yang sebelumnya berhasil dilewati industri penerbangan.
Dampak pandemi dirasakan hampir seluruh negara dengan 'duet maut' antara krisis dunia kesehatan dengan krisis ekonomi dunia.
Faik menyebut bahwa maskapai berpotensi mengalami kebangkrutan. Lalu jika maskapai tidak beroperasi saat keadaan pandemi sudah mereda, maka bandara juga akan kena imbasnya.
"Tanpa keberadaan airline pada saat ekonomi akan pulih, maka airport tidak dapat recovery dengan cepat karena tidak ada trafik pesawat dan penumpang yang menjadi sumber utama pendapatannya," jelasnya.
Sektor Penerbangan Terpuruk Paling Parah
Direktur Utama PT Angkasa Pura I (AP I), Faik Fahmi membeberkan situasi dan kondisi yang pahit dihadapi sektor penerbangan dalam menghadapi pandemi Corona.
Faik mengatakan, gara-gara Corona, perusahaan mengalami declining yang tajam. Bahkan, trafik penumpang dan pergerakan pesawat di bandara-bandara kelolaan AP I anjlok hampir 100 persen hingga Mei 2020. Ini disebut-sebut terburuk dalam sejarah.
"Jadi kalau ditanya declining atau growing, terus terang, posisi sektor penerbangan ada di bawah. Saya kehilangan trafik hampir 100 persen, 95 persen, 5 persennya itu hanya mengandalkan dari pergerakan logistik," kata Faik dalam paparannya dalam diskusi virtual, Selasa (12/5).
Kondisi ini dialami sektor penerbangan mulai dari akhir Februari, di mana pembatasan penerbangan dari dan ke China Mainland serta Arab diberlakukan.
Lalu, ada pula pembatasan penerbangan ke zona-zona merah, ditambah lagi dengan dikeluarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020 beberapa waktu silam, meskipun moda transportasi kini berjalan normal dengan syarat tertentu.
"Pendapatan non aero dari retail, F&B, hingga parkir juga terimbas karena tidak ada penumpang dan penjemput di bandara," jelasnya.
Sementara, kondisi pandemi ini masih belum dapat diprediksi kapan berakhirnya. Sehingga, fokus AP I saat ini ialah mendukung kebijakan pemerintah untuk menekan penyebaran virus Corona.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Industri Penerbangan RI Mulai Pulih Usai Terseok-seok Saat Pandemi Covid-19
Setelah melewati tantangan sejak 2019 hingga 2022 lalu, industri penerbangan nasional mulai menunjukkan momentum bangkit di 2023.
Baca SelengkapnyaKinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaViral Calon Pemudik Keluhkan Harga Tiket Pesawat yang Melambung Tinggi, Ternyata Ini Alasan Rute Domestik Cenderung Lebih Mahal
Viral keluhan masyarakat soal harga tiket pesawat rute domestik yang mahal.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaPasca Pandemi Covid-19, Penempatan Pekerja Migran Terus Meningkat
Pemerintah akui penempatan pekerja migran masih memiliki berbagai tantangan.
Baca SelengkapnyaSejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaTernyata, Kenaikan PPN 12 Persen Jadi Tertinggi di Asia Tenggara
Kenaikan PPN dengan menggunakan single tarif dapat menyebabkan semakin menurunnya daya saing industri.
Baca Selengkapnya