Merdeka.com - Dari pelbagai sub-sektor teknologi informasi (TI), bidang telepon seluler Tanah Air mencatatkan pertumbuhan yang relatif signifikan. Sepanjang 2012, lembaga analisis International Data Corporation (IDC) menaksir belanja ponsel mencapai USD 650 juta. Saat ini, pelanggan layanan komunikasi seluler menjadi 31 juta orang, meningkat 80 persen dibanding tahun lalu.

Kepala IDC Indonesia Sudev Bangah menilai pertumbuhan pasar ponsel tahun ini sangat terdongkrak pasar di wilayah Indonesia timur seperti Makassar dan Manado. Namun, perilaku konsumen di kawasan itu dalam membeli ponsel sangat unik.

Dia mengatakan selain untuk kebutuhan komunikasi, banyak yang memanfaatkan ponsel untuk menonton televisi. Itu sebabnya, ponsel sederhana dan yang dilengkapi antena, penjualannya sangat tinggi.

"Perilaku pelanggan di kawasan timur Indonesia cukup unik, di sana jaringan seluler tidak terlalu bagus, tapi tidak sedikit konsumen membeli ponsel karena ingin menonton sinetron," ungkap Sudev dalam diskusi di Jakarta Pusat, Senin (17/12).

Saat ini, dari total belanja ponsel sebesar USD 650 juta, porsi konsumsi di Jawa yang biasanya dominan menurun tahun ini. Transaksi ponsel di Jawa menjadi 73 persen tahun ini, karena ada peningkatan belanja di Indonesia timur.

Selain itu, faktor belanja ponsel yang tidak berbasis fungsi menjangkit pula ke pasar ponsel canggih. Banyak konsumen membeli gadget mahal, seperti iPhone 5 atau Nokia Lumio hanya karena desainnya menarik.

"Mereka membeli gadget karena desainnya bagus, sedikit konsumen di sini yang membeli karena kemampuan program di sebuah ponsel. Konsumen di sini sangat simplisitik," ujar Sudev.

Tahun depan, sektor ponsel masih akan tinggi dan mendominasi belanja TI dalam negeri. IDC meramalkan provider akan menggelontorkan dana USD 17 miliar untuk sektor telekomunikasi.