Deretan Pengusaha Malaysia yang Untung Besar saat Indonesia Larang Ekspor CPO
Merdeka.com - Langkanya ketersediaan minyak goreng beberapa waktu lalu membuat pemerintah Indonesia memutuskan melarang sementara ekspor CPO keluar negeri. Kebijakan yang berlangsung hanya beberapa bulan tersebut menjadi durian runtuh bagi para pengusaha sawit asal Malaysia.
Dua taipan Malaysia, Lee Oi Hian dan Hau Hian meraup untung besar ditengah penurunan produksi minyak sawit Malaysia. Sepertiga saham Batu Kawan milik keduanya meroket dan mendapatkan keuntungan berkali-kali lipat.
Selain bergerak dibidang perkebunan sawit, Batu Kawan juga menjalankan bisnis properti dan sektor lainnya. Berdasarkan data Forbes.com 2022, dua bersaudara ini menjadi orang ke-12 terkaya di Malaysia. Total kekayaan mencapai USD 1,6 miliar.
Tak hanya dua bersaudara tersebut, Ling Chiong Ho, pemilik saham Sarawak Oil Palm, unggulan dari grup Shin Yang-nya, juga mendapatkan keuntungan serupa. Ling memperoleh sebagian besar kekayaannya dari saham di Sarawak Oil Palms yang terdaftar.
Di perusahaan tersebut dia menjabat sebagai ketua eksekutif grup hingga Maret 2022. Kini Ling telah menjadi penasihat bisnis grup.
Forbes mencatat kekayaan Ling saat ini telah mencapai USD 425 juta dan menempatkannya pada urutan ke 36 orang terkaya di Malaysia.
Lio Tuan Ee dan Tuan Kin
Satu lagi, Taipan yang ketiban untung pelarangan CPO di Indonesia, yakni Lio Tuan Ee dan Tuan Kin. Pengusaha bersaudara ini berbagi kekayaan USD 380 juta.
Untuk pertama kalinya, Lio Tuan Ee menjadi satu-satunya pendatang baru tahun ini dalam deretan orang terkaya di Malaysia. Lio langsung bertengger di urutan ke- terkaya di Negeri Jiran.
Perusahaan, yang Loi dan saudaranya Tuan Kin dimulai pada 2007. Kemudian mendapatkan dukungan dari dana kekayaan kedaulatan Malaysia Khazanah Nasional.
Hal ini membuat perusahaan mereka memiliki lima peternakan sapi perah di Malaysia dan satu di Australia. Pada Maret 2022 lalu, perusahaan keduanya melantai di bursa saham dengan dukungan dari Khazanah dan berhasil mengumpulkan modal USD 238 juta.
(mdk/ags)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaMotif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.
Baca SelengkapnyaAturan turunan ekspor pasir laut masih digodok karena melibatkan banyaknya tim kajian.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penduduk di Perbatasan Skouw RI-PNG ada suku dari berbagai daerah di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSalah satu faktornya adalah kinerja ekspor sepanjang tahun 2023 mampu menembus USD 258,82 miliar.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi mengeluarkan aturan yang membolehkan pengerukan pasir laut, salah satunya untuk tujuan ekspor pada Mei 2023.
Baca SelengkapnyaDermaga eksekutif menjadi pilihan bagi pemudik perjalan kaki, karena akses yang cukup dekat dari terminal terpadu Merak.
Baca SelengkapnyaSingapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.
Baca SelengkapnyaHal ini merespons isu kenaikan harga minyak kita akibat kurangnya realisasi domestic market obligation (DMO) oleh produsen.
Baca Selengkapnya