Darmin tak ingin nilai tukar Rupiah terlalu menguat terhadap USD
Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengakui tidak ingin nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat terlalu kuat. Namun, dia tidak memiliki batasan khusus nilai tukar Rupiah terhadap mata uang negara Paman Sam tersebut.
"Nilai tukar malah sekarang ini agak sedikit menguat. Kita sebetulnya tidak ingin juga terlalu kuat, dia sudah mulai bergerak Rp 13.200 per USD," ujar Darmin di Gedung DPR-MPR, Jakarta, Rabu (13/9).
"Kita enggak mau terlalu kuat. Saya tidak sedang bilang angkanya berapa jadi enggak usah terlalu dipersoalkan berapa batasnya," tambahnya.
Darmin mengatakan nilai tukar sebesar Rp 13.200 per USD belum memberi pengaruh besar terhadap ekspor. Namun demikian, angka tersebut sedikit mendekati angka fundamental yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
"Rp 13.200 sekarang. Ya enggak (tidak memberi pengaruh besar pada ekspor) tapi dia makin mendekati nilai fundamentalnya," jelas Darmin.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memaparkan Rupiah bergerak cukup stabil ditopang oleh tingginya kepercayaan terhadap stabilitas makro ekonomi Indonesia. Secara rata-rata, Rupiah menguat sebesar 0,3 persen menjadi Rp 13.309 per USD pada triwulan II-2017.
"Stabilnya nilai tukar Rupiah ditopang oleh aliran dana masuk yang tetap kuat seiring dengan prospek imbal hasil yang positif dan diikuti oleh tetap tingginya pasokan valas korporasi di pasar valas domestik," ujar Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo di Kantornya, Selasa (22/8).
Nilai tukar Rupiah ke depan diperkirakan tetap stabil didukung oleh keseimbangan neraca pembayaran yang terjaga dan pasar valas domestik yang semakin dalam.
"Bank Indonesia akan terus melanjutkan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar sesuai nilai fundamentalnya dengan tetap menjaga bekerjanya mekanisme pasar," jelasnya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Naik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun
Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaUtang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?
Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca SelengkapnyaStaf Ahli Wakil Presiden sebut Ketidakpastian Situasi Politik Akibat Pemilu 2024 Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Nurdin optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada pada kisaran 5 persen.
Baca SelengkapnyaTurun Tipis, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.087 Triliun per Oktober 2023
Posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali karen hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.364 Triliun
Naiknya utang luar negeri karena penarikan pinjaman, khususnya pinjaman multilateral, untuk mendukung pembiayaan beberapa program dan proyek.
Baca Selengkapnya