Merdeka.com - Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan 15 BUMN akan melakukan ekspansi ke Myanmar untuk mengembangkan bisnisnya. Pengembangan bisnis ini berawal ketika kunjungan Menko Perekonomian Hatta Rajasa ke Myanmar untuk melakukan pendekatan bisnis.

"Lima belas BUMN akan ke Myanmar, cari rezeki ke sana, ada yang tahun ini ada juga yang belum," ucap Dahlan ketika ditemui di Kantor PLN Pusat, Jakarta, Selasa (19/3).

Perusahaan pelat merah yang akan melakukan ekspansi ke Myanmar antara lain adalah PT Timah. Timah akan melakukan aktivitas penambangan dan sudah dapat konsesi 10.000 hektar di Myanmar Selatan. "Tahun ini mulai menambang. Tidak hanya perusahaan asing menambang di Indonesia. Tapi Indonesia menambang di negara lain," ucap Dahlan.

Setelah PT Timah, BUMN lainnya yang akan melebarkan sayap adalah PT PLN. PLN akan bekerja sama dengan perusahaan listrik Myanmar untuk menurunkan tingkat kehilangan (losses) listrik di Myanmar. Tingkat losses adalah listrik yang hilang di jalan, transmisi, trafo, itu karena sistem distribusi belum baik.

"PLN langsung menjadi supervisi, distribusi listrik jadi efisien menurunkan losses. Kita dulu juga pernah saat itu sekarang turun dan sekarang sudah di bawah 10 persen (losses)," jelasnya.

Setelah itu, perusahaan BUMN lain adalah anak usaha Garuda Indonesia, GMF. GMF akan mengajukan penawaran untuk maintenance pesawat Myanmar Airline. "GMF punya kemampuan besar tidak masalah," imbuh dia.

Selanjutnya adalah PT Bukit Asam. Bukit Asam akan membangun pembangkit listrik PLTU di mulut tambang 2X20 MW. Pembangkit ini memang kecil tapi bagi Myanmar itu sudah besar dan mungkin ini terbesar di sana. "Batu bara di sana kerja sama dengan Myanmar. Investasi USD 80 juta. Pembangkitnya aja," tegas Dahlan.

Selain itu, Dahlan juga menyebut BUMN Bulog akan ikut ekspansi kerja sama dengan Myanmar dalam importasi beras. Impor beras ini dilakukan untuk mempererat kerja sama antara kedua negara.

"Yang bisa tahun ini itu seperti PLN, Timah, BNI sebagai financial atau permodalan, sedangkan Telkom di bidang telekomunikasi, masih harus nunggu nasib. Masih jadi operator. Semen akan membangun pabrik semen di sana tapi masih harus ada kunjungan kunjungan kesana. Pupuk juga," tutup Dahlan.