Dahlan: Inalum dikuasai Indonesia, Jepang sedih
Merdeka.com - Kerja sama antara Indonesia dengan konsorsium Nippon Asahan Alumunium (NAA) dalam pengelolaan PT Indonesia Asahan Alumunium atau Inalum selama 30 tahun, berakhir sudah. Akhir bulan lalu, pemerintah sudah memutuskan kontrak kerja sama dengan NAA sekaligus mengambil alih kepemilikan Inalum.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengatakan, kebijakan pemerintah mengakhiri kerja sama pengelolaan Inalum telah membuat NAA sedih.
"Itu pihak Jepang sebetulnya merasa agak masygul (sedih) mengapa pengakhiran perjanjian ini tidak terlalu mulus. Karena 30 tahun sudah kerja sama dengan baik," ujar Menteri BUMN, Dahlan Iskan usai Rapat Pimpinan di PT. ASEI, Kuningan Jakarta, Kamis (14/11).
Pada 30 Oktober 2013, pihak NAA dan Indonesia sudah melakukan acara perpisahan di Inalum. Dahlan menuturkan, acara perpisahan berlangsung mengharukan. Konsorsium NAA berharap pengambilalihan saham Inalum oleh pemerintah Indonesia bisa membuat kinerja perusahaan alumunium itu menjadi lebih baik.
"Mereka mengharapkan supaya setelah pengambilalihan ini, Inalum bisa menjadi lebih baik. Sehingga saya juga ikut terharu, jangan sampai tidak ada happy ending," jelasnya.
Terkait dengan keputusan nilai pengambilalihan Inalum, kedua belah pihak sepakat menunjuk auditor independen. Itu dilakukan agar kerja sama selama 30 tahun tidak berakhir dengan perseteruan.
"Masing-masing menyadari pengakhiran ini harus happy ending, baik, terima kasih dan sudah saling bantu membantu. BPKP bisa saja mengatakan ini tidak independen. Pemilihan auditor akan ditunjuk satu dua hari ini dan siapapun dapat menjadi auditor yang penting independen," jelasnya.
BPKP mengaudit besaran aset Inalum untuk menjadi dasar pengambilalihan, hanya sampai bulan Maret. Sedangkan, sisanya akan diaudit oleh auditor independen.
"Artinya itu kepentingan kita (BPKP). Untuk kepentingan bersama, ya independen. Maret-Desember belum diaudit, nilainya bisa naik bisa turun," ucapnya.
Sekadar diketahui, perundingan antara tim perunding Indonesia dan NAA di Singapura menghasilkan kesepakatan nilai buku yang ditawarkan, yaitu USD 556 juta.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemindahan ASN ke IKN Diundur, Ini Alasan MenPANRB
Pemindahan ASN ke IKN Diundur, Ini Alasan MenPANRB
Baca SelengkapnyaInilah Hasil Lengkap Investigasi Komite Independen Kasus Kesalahan Tes Keselamatan Daihatsu
Pada 20 Desember Daihatsu merilis hasil investigasi komite independen, yang dibentuk sejak 15 Mei 2023, untuk menyelidiki kasus tes keselamatan.
Baca SelengkapnyaPenerapan Audit Internal Penuhi Standar Internasional, Bank DKI Raih Sertifikasi ISO 9001:2015
Perusahaan optimis melalui standar manajemen mutu audit internal yang tinggi, Bank DKI akan semakin mampu memberikan layanan terbaik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Akal-akalan Kementerian Kemas Ulang Produk Impor Jadi Produk Dalam Negeri, Bakal Dapat Sanksi dari Menko Luhut
Luhut meminta BPKP untuk melakukan audit dan tidak segan untuk melaporkan temuan kepada Kepala Negara.
Baca SelengkapnyaDiperiksa KPK, Ahmad Muhdlor Ali: Semoga jadi Awal Kebaikkan Sidoarjo
Pemeriksaannya terjeda beberapa saat karena bertepatan salat Jumat.
Baca SelengkapnyaJadwal Hari Libur Februari 2024, Catat Tanggalnya!
Hari libur Februari 2024 ada empat. Catat tanggalnya!
Baca SelengkapnyaSiap-Siap Jaksa Agung Bakal Bongkar 2 BUMN Dana Pensiun Bermasalah ke Publik
2 Perusahaan BUMN tersebut sedang menjalani pemeriksaan di Kejaksaan Agung.
Baca SelengkapnyaTak Proses Dua Pengaduan Pelanggaran Pemilu, Komisioner Bawaslu Dilaporkan Tim Hukum Timnas AMIN ke DKPP
Kedua pengaduan itu telah dilaporkan ke Bawaslu RI pada 19 Februari 2024 dan dibalas pada 22 Februari 2024, dengan status laporan tidak memenuhi syarat materil.
Baca SelengkapnyaMahfud Dorong KPU Diaudit Digital Forensik oleh Lembaga Independen Terkait Sirekap
Jika lembaga yang mengaudit Sirekap bukan berasal dari lembaga independen akan menimbulkan kecurigaan di masyarakat.
Baca Selengkapnya