Dahlan akui ide pengembangan sapinya gagal
Merdeka.com - Menteri BUMN Dahlan Iskan mengakui bahwa program pengembangan peternakan sapi melalui perusahaan BUMN belum berhasil. Pasalnya, akar masalah bukan pada penggemukan sapi, namun pengadaan pedhet atau anak sapi yang masih minim.
"Dengan itu maka saya harus mengakui program yang saya canangkan tahun lalu belum menjadi senjata pamungkas untuk mengatasi kekurangan daging sapi," ungkap Dahlan dalam catatan awal pekannya, Manufacturing Hope, Senin (4/3).
Dahlan mengatakan, tebing yang membentur program-program budidaya sapi yang degembar gemborkan dia tahun lalu adalah pedhet itu. "BUMN benar-benar kebentur tebing ketika mencanangkan program Sasa (sapi-sawit) tahun lalu," ujar dia.
Waktu itu, Dahlan mengaku, dia setengah memaksa agar perusahaan-perusahaan perkebunan sawit milik BUMN ikut memelihara sapi. "Saya minta setidaknya 100.000 ekor sapi digemukkan di perkebunan sawit di Sumatera," kata dia.
Pada waktu itu, dia berpikir peternakan sapi kurang bergairah karena pakan mahal. Namun dengan sawit, pakan sapi jadi gratis. Waktu itu Dahlan mengira anak buahnya di bidang perkebunan setengah hati menjalankan usulannya tersebut. "Tapi saya tidak peduli dengan perasaan itu. Yang jelas saya kecewa mengapa program 100.000 sapi ini hanya mencapai 20.000," ujar dia.
Efek lain dari usulnya tersebut, harga pedhet saat itu naik Rp 1 juta. Harga jual pedhet Rp 5 juta, namun untuk menghasilkan satu pedhet peternak menghabiskan uang Rp 9 juta.
Untuk itu, Dahlan mengaku akan mengubah usulannya menjadi pengadaan pedhet. Dengan sawit, maka biaya untuk mengembangkan pedhet dapat ditekan menjadi Rp 4 juta. "BUMN juga harus lebih sabar. Kalau menggemukkan sapi sudah bisa menjualnya enam bulan kemudian, memproduksi pedet baru bisa menghasilkan setelah dua tahun," imbuh dia.
(mdk/rin)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
12 Cara Meningkatkan Produksi ASI secara Alami dan Efektif
Sejak lahir hingga usia enam bulan, ASI eksklusif dianggap sebagai makanan terbaik untuk bayi. Namun, banyak ibu yang merasa cemas tentang kecukupan ASI.
Baca SelengkapnyaInovasi Produk Pupuk Kaltim Ini Tingkatkan Produktivitas Pertanian Hingga 55 Persen
Produksi kentang di Modoinding Minahasa Selatan, mengalami kenaikan signifikan hingga 55 persen dari awalnya 9,9 ton per Hektare (Ha) menjadi 15,8 ton/Ha.
Baca SelengkapnyaBulog Lanjutkan Program Bantuan Pangan Beras untuk Penuhi Kebutuhan Penduduk Indonesia
Keberhasilan Bulog menyalurkan Bantuan Pangan Beras pada tahun 2023 kembali dilanjutkan dengan penyaluran program yang sama untuk tahun 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Beda Program Ganjar dan Prabowo Versi Sekjen PDIP
Hasto menyebut berbagai program Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024 memang lebih besar mencapai Rp 506 triliun.
Baca SelengkapnyaDulunya Pengemis dan Suka Mabuk, Pria ini Tobat Kini Bisnis Ikan Cakalang Omsetnya Puluhan Juta Rupiah
Cerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.
Baca Selengkapnya10 Bahaya Konsumsi Semangka Berlebihan, Kadar Gula Darah Meningkat
Manfaat semangka bisa didapatkan jika dikonsumsi dalam jumlah cukup.
Baca SelengkapnyaTak Hanya Madunya, Sarang Madu Juga Banyak Memiliki Khasiat Untuk Tubuh
Setiap sel sarang lebah juga mengandung madu murni yang belum mengalami campur tangan manusia saat proses pengambilan dan pengolahan.
Baca SelengkapnyaDirut Bulog Jelaskan Duduk Perkara Beras SPHP Memuat Stiker Capres Tertentu
Bayu menjelaskan bahwa SPHP merupakan program pemerintah melalui Badan Pangan Nasional yang dilaksanakan oleh Bulog dalam rangka menjaga stabilitas harga beras.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bantah Kenaikan Harga dan Kelangkaan Beras Akibat Program Bansos Pangan, Begini Penjelasannya
Pemerintah membantah kenaikan harga dan kelangkaan beras karena program bansos pangan yang aktif dibagikan belakangan ini.
Baca Selengkapnya