Daging sapi langka, BPS sarankan potong jalur distribusi

Merdeka.com - Kelangkaan daging sapi dan tingginya harga daging di Jakarta, bukan hanya karena ketergantungan impor. Tetapi jalur distribusi yang panjang untuk sampai Jakarta.

Kepala BPS Suryamin mengatakan pasokan daging terkendala di jalur distribusi. Apalagi sebagian besar hewan ternak dimiliki oleh rumah tangga bukan pengusaha."Namun, pelaku usaha tani rumah tangga itu biasanya hanya menjual ternak mereka pada waktu tertentu," ujarnya saat acara Workshop Wartawan BPS di Hotel Palace, Bogor, Minggu (25/11).

Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS) Adi Lumaksono menyarankan adanya distribusi daging potong langsung dari daerah Nusa Tenggara Barat.Langkah yang harus dilakukan adalah dengan dibangunnya rumah potong hewan.

"Ini mengatasi kelangkaan pasokan daging sapi yang menyebabkan tingginya harga jual daging di wilayah Jabodetabek, " ujarnya.

BPS menilai harus ada langkah khusus dengan cara mengangkut daging secara langsung dengan kapal khusus, bukan ke Jawa Timur. Distribusi bisa langsung ke Cirebon lalu diangkut ke Jakarta. "Sehingga memotong jalur-jalur yang ada. Selama ini proses pengiriman sapi ke Jakarta membutuhkan waktu yang lama sehingga menghambat persediaan daging sapi," katanya.

Pantauan BPS, hingga saat ini harga daging sapi di wilayah Jakarta, telah mulai kembali ke harga stabil. Pihaknya mencatat harga sudah mulai turun jadi Rp 90.000 dari sekitar Rp 125.000.

Dia menegaskan walaupun kebutuhan daging dipasok daging impor, namun pemerintah harus segera meningkatkan produksi dalam negeri. "Swasembada daging bertujuan untuk menguatkan kemampuan untuk mengonsumsi barang produksi sendiri," katanya.

Data BPS mencatat konsumsi daging pada 2011 mencapai 449.000 ton. Sementara produksi daging lokal mencapai 292.000 ton dan daging impor mencapai 34,9 persen atau 157.000 ton daging. Pada 2012 konsumsi daging akan mencapai 484.000 ton dengan produksi daging lokal mencapai 390.000 ton dan sebanyak 85.000 ton daging sapi impor.